Ondeh...Bareh Solok dalam Catatan Raffles

Ondeh...Bareh Solok dalam Catatan Raffles
Rangkiang (sebelah kiri) di halaman Rumah Gadang, tahun 1890-an. Foto: Arsip KITLV.

Bagi leluhur Minangkabau, satu tahun padi ada dua bulan. Bulan Manabeh (membersihkan lahan) dan bulan Manyabik (musim panen). 

Padi memang menjadi bagian penting di alam Minangkabau. Satu di antara syarat utuh berdirinya rumah gadang nan sambilan ruang adalah rangkiang badiriang di halamannyo. Rangkiang adalah tempat menyimpan padi.  

Dalam catatan para ambtenaar (pegawai negeri) pemerintahan Hindia Belanda yang doyan membuat laporan, diketahui bahwa Minangkabau adalah eksportir beras.

Merujuk dokumen Swk 128/23 yang tersimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia, beras dari Minang diekspor antara lain ke Bengkulu, Aceh, Trumon dan Batavia.

Belanda…Oh Belanda 

Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Andalas Padang, Gusti Asnan bercerita, pada 1830-an pemerintah kolonial pernah memberlakukan larangan ekspor beras.

Akibatnya, orang-orang mulai jarang ke sawah. Produksi padi menurun. Namun itu tak berlangsung lama. 

"Memasuki tahun-tahun pertama 1850-an keadaan telah mulai berubah," tulisnya dalam buku Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News