Ongko Laokao

Oleh: Dahlan Iskan

Ongko Laokao
Dahlan Iskan (kiri) saat melayat ke rumah duka Ongko Prawiro. Foto: Disway

Waktu itu Kinarti masih di SMA Santa Maria Malang. Dia tidak tahu kalau lagi diincar sinyo Kinarto.

Suatu hari papanyi memanggil Kinarti. Untuk dijodohkan dengan Ongko Prawiro dari Surabaya.

Gadis zaman itu tidak punya pilihan. Perjodohan masih menggunakan "sistem jeweran". Sang gadis dijewer telinganyi untuk diberitahu siapa suaminyi.

Kinarto sendiri belakangan juga menjadi orang sukses: sangat kaya. Propertinya merajalela di mana-mana. Kinarto biasa memanggil saya lao da –saudara tua.

Ongko, Kinarti, dan anak-anak mereka masih rajin ke kelenteng sampai sekarang. Terutama ketika bulan purnama dan bulan kosong. Juga di hari-hari ulang tahun Dewi Kwan Im –lahirnyi, hari jadi dewinyi, dan muksanyi.

Dewi Kwan Im sangat penting bagi mereka. Demikian juga laokao. (*)

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Langit Nusantara

Ongko Prawiro meninggal dunia dengan damai: di usia 75 tahun. Rabu 12 Januari 2022. Minggu sore sebelumnya dadanya terasa sesak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News