Ongko Laokao

Oleh: Dahlan Iskan

Ongko Laokao
Dahlan Iskan (kiri) saat melayat ke rumah duka Ongko Prawiro. Foto: Disway

Waktu itu pabrik kertas tidak diizinkan berdekatan. Agar tidak rebutan ampas tebu dari pabrik gula yang sama. Pabrik kertas Pakerin di Mojokerto. Surya Kertas di dekat pabrik gula Sidoarjo. Pabrik Kertas Leces di wilayah timur Jatim, dekat Probolinggo.

Pabrik Jaya Kertas terus berkembang. Apalagi di zaman beli-beli secara online sekarang ini. Diperlukan kian banyak kertas pembungkus.

Lalu berkembang lagi ke pabrik kertas tisu. Zaman ini seperti tidak bisa hidup tanpa tisu. Paperless memang sudah lama diramalkan bakal terjadi. Tapi dua jenis kertas itu kian diperlukan.

Wajah Mardi sangat mirip papanya. Demikian juga postur tubuhnya. Empat adik wanita Mardi pun ikut menjalankan pabrik.

Waktu saya mesong, semua anak Ongko lengkap ada di dekat jenazah. Demikian pula satu-satunya istri Ongko: Kinarti.

Ongko setia pada Kinarti. Tidak ada istri kedua, ketiga, atau keempat seperti papanya. Kinarti pun hidup bahagia bersama Ongko.

Sebenarnya, waktu itu, ada sinyo lain yang mengincar Kinarti. Juga asal Malang. Sampai pun sang Sinyo menyewa salah satu toko papanya Kinarti. Agar bisa berdekatan dengan gadis Kinarti.

Bahkan sang Sinyo sampai menggunakan nama Kinarto ketika harus punya nama Indonesia. Bayangannya: Kinarto bisa dapat istri Kinarti.

Ongko Prawiro meninggal dunia dengan damai: di usia 75 tahun. Rabu 12 Januari 2022. Minggu sore sebelumnya dadanya terasa sesak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News