Opa Herman Rela Tempuh Puluhan Kilometer Sendirian untuk Urus E-KTP

Opa Herman Rela Tempuh Puluhan Kilometer Sendirian untuk Urus E-KTP
Petugas pelayanan perekaman E-KTP. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

Di usianya yang sudah lebih dari setengah abad, pria paruh baya ini sedianya tidak lagi berada di Kantor Capil, bahkan jauh-jauh datang untuk mengurus e-KTP dan Kartu Keluarga, yang merupakan bukti identitas diri yang wajib dimiliki warga Negara Indonesia. 

Ia antri untuk membuat e-KTP karena informasi yang ia peroleh KTP biasa atau yang lama sudah tidak akan berlaku lagi dalam pengurusan apapun terkait identitas diri.

Mengenakan topi serta berkacamata, stelannya menarik perhatian saya, apalagi dari raut wajahnya yang lesu dengan gurat-gurat keriput menandakan ketuaan, ia lain dari sebagian besar warga yang antri siang itu.

Cuaca panas plus padatnya warga yang antri mengakibatkan ruang gerak terbatas, keringat bercucuran, namun itu harus dilakoni agar bisa dilayani petugas Disdukcapil Kota Sorong.

Opa Herman, demikian pria paruh baya yang lahir di Flores Ende 3 Maret 1955, akrab disapa. Terkejut!!!, ya, itulah reaksi saya saat mengetahui ternyata ia datang dari Seget Kabupaten Sorong, yang lokasinya puluhan kilometer dari Kota Sorong. 

Lebih terkejut lagi saat mengetahui jika ia mengaku datang sendiri ke Kota Sorong ini dari Seget.  

“Saya sebenarnya warga di Pahlawan sana, tapi sekarang di Seget, mau cari kerja disana. Saya sendiri ke sini. Saya belum menikah makanya sendiri. Urus Kartu Keluarga dulu baru e-KTP,” ujar Opa Herman.  

Mengingat selama ini ia hidup sebatang kara, mau tak mau ia yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. E-KTP yang diurusnya pun akan digunakannya untuk mencari pekerjaan. 

BELAKANGAN ini, warga di hampir seluruh daerah, berbondong-bondong melakukan perekaman untuk pembuatan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News