Opera Ainun, Cinta Hanya Seujung Kuku tak Terlihat Mata

Opera Ainun, Cinta Hanya Seujung Kuku tak Terlihat Mata
Opera Ainun. Foto: Ist

"Melalui Opera Ainun, kami juga ingin memasyarakatkan seni opera dengan suguhan alur cerita yang tidak terlalu berat. Sehingga kisah inspiratif dari Ibu Ainun dapat tersaji dan dinikmati oleh khalayak," tambah Sapti.

Opera Ainun merupakan pertunjukan opera pionir yang seluruhnya melibatkan orang Indonesia pada segala aspek produksi kreatif, mulai dari penulisan hingga musik, desain, koreografi, akting, dan kostum.

Keterlibatan para pekerja kreatif lintas generasi dalam produksi opera ini juga diharapkan menjadi sebuah regenerasi industri seni, yang nantinya bisa membuka lebih banyak kesempatan bagi para pekerja muda untuk berkontribusi memajukan bidang ini.

Pergelaran perdana "Opera Ainun" melibatkan nama-nama besar di industri seni Tanah Air. Purwa Tjaraka dipercaya sebagai komposer yang tampil live dengan full orchestra 35 pieces, dimana seluruh komposisi musiknya merupakan karya orisinil.

Penulis skenario kondang Titien Wattimena menjadi penulis naskah dan libretis, pengarah busana dipercayakan kepada Samuel Wattimena, sementara posisi art director diisi oleh Ria Sirdjono.

Pertunjukan opera berdurasi 150 menit ini disutradarai oleh Ari Tulang.

Cerita "Opera Ainun" dibagi dalam tiga babak dengan setting empat lokasi di dua negara, Indonesia dan Jerman.

Pada Babak 1 berlokasi di Bandung, Babak 2 di dua tempat di Jerman, yakni Oberforstbach dan Hamburg, kemudian Babak 3 di Jakarta.

Opera Ainun terinspirasi dari buku karya Bacharuddin Jusuf Habibie yaitu Habibie dan Ainun digelar mulai hari ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News