Oposisi Main Tangan, Pemilu Ulang Ricuh

Oposisi Main Tangan, Pemilu Ulang Ricuh
Pendukung oposisi memblokade jalan di Kisumu, Kenya. Foto: Reuters

’’Sekelompok pria yang menyerang saya mengatakan bahwa saya telah mengkhianati mereka dengan memberikan suara (ke TPS),’’ terangnya.

Suasana paling panas terletak di basis oposisi di Kisumu. Salah seorang petugas pemilu, John Ngutai, mengungkapkan, tak ada satu pun material pemungutan suara yang dikirim ke Kisumu Central.

Dia seharusnya memiliki 400 staf, tapi hanya tiga orang yang hadir. Gara-gara banyaknya TPS yang tutup, Josuha Nyamori bingung memberikan hak suara.

Berbeda dengan Odinga, Kenyatta menyerukan kepada penduduk untuk memberikan suara. Kenyatta pergi ke TPS di Kiambu. Putra Jomo Kenyatta itu meminta tingkat kehadiran penduduk tinggi.

Dengan begitu, mereka tak perlu menggelar pemilu ulang dan bisa segera bekerja. ’’Kita semua sudah lelah menjadi negara yang sering menggelar pemilu dan saya rasa ini sudah waktunya kita melangkah maju,’’ terang Kenyatta.

Versi polisi Kenya, kericuhan hanya terjadi di 5 dari 47 county yang dimiliki Kenya. Sebagian besar adalah basis oposisi. Menteri Dalam Negeri Kenya Fred Matiang’i bahkan menyatakan bahwa 90 persen TPS telah dibuka.

Pemilu presiden di Kenya sejatinya sudah berlangsung 8 Agustus lalu dan dimenangi Kenyatta. Namun, Mahkamah Agung (MA) menganggap pemilu tidak sah dan meminta digelar pemilu ulang dalam kurun waktu 60 hari.

Sejak pemilu yang pertama, kericuhan telah merenggut sedikitnya 50 nyawa. (Reuters/AlJazeera/sha/c19/any)


Gas air mata, tembakan, dan perusakan mewarnai jalannya pesta demokrasi tersebut.


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News