Oposisi Papua Nugini Gagal Gulingkan Perdana Menteri

jpnn.com, PORT MORESBY - Upaya kelompok oposisi di Papua Nugini (PNG) untuk menggulingkan Perdana Menteri James Marape berakhir dengan kegagalan setelah pimpinan parlemen memutuskan menunda proses pemakzulan, Senin (14/12).
Beberapa hari terakhir, perlawanan terhadap pemerintahan Marape sepertinya terus mendapatkan dukungan dari publik.
Hutang pemerintah yang terus melambung dan kegagalan dalam negosiasi bagi hasil dengan perusahaan pengeruk sumber daya menjadi pemicu sentimen negatif tersebut.
Namun, ketika para legislator PNG memasuki parlemen kemarin, terlihat jelas bahwa kubu oposisi dan pendukung pemerintah sama kuat.
Masalah itu diperumit oleh perdebatan tentang kelayakan salah satu anggota oposisi yang telah dinyatakan pailit.
Tanpa adanya tanda-tanda resolusi, ketua parlemen Papua Nugini Job Pomat pun menunda persidangan hingga Rabu mendatang.
"Demi kepentingan terbaik parlemen, untuk kepentingan terbaik negara dan kepentingan terbaik rakyat Papua Nugini, sidang parlemen ditunda," kata Pomat kepada para anggota parlemen.
Marape menolak untuk mengundurkan diri dan bersikeras dia mendapat dukungan 55 anggota parlemen dari 111 kursi parlemen, yakni jumlah suara yang cukup untuk tetap menjabat dengan dukungan dari ketua parlemen.
Papua Nugini diguncang krisis politik setelah kubu oposisi mengajukan pemakzulan terhadap Perdana Menteri James Marape
- Pemakzulan Gibran Pakai Alasan Pilpres, Pengamat: Prabowo Seharusnya Terdampak Juga
- Arief Poyuono: Harus Ada Alasan Kuat untuk Menggulingkan Gibran
- Forum Purnawirawan TNI Usul Copot Wapres Gibran bin Jokowi, Pengamat: Ekspresi di Negara Demokrasi
- Muncul Desakan Lengserkan Gibran dari Kursi Wapres, Boni Bilang Mustahil
- Gempa M 7,2 Melanda Lepas Pantai Papua Nugini
- 6 Alasan Wapres Filipina Dimakzulkan: Konspirasi Bunuh Presiden hingga Pimpin Demo