Orang Tua Pasien: Pihak RSUD DSR Bohong soal Ambulans Gratis

Orang Tua Pasien: Pihak RSUD DSR Bohong soal Ambulans Gratis
GENDONG JENAZAH: Hendra ketika menggendong jenazah bayinya di dalam angkot. FOTO FACEBOOK

Setelah menyelesaikan pembayaran administrasi, dia bersama Junaidi mendatangi tempat administrasi ambulans RSUD DSR.

’’Petugasnya mengeluarkan kertas yang berisi tarif ambulans. Dijelaskan, biaya pengantaran jenazah sampai Menggala Rp 1.894.000. Sementara posisi saya dan keluarga saat itu sudah tidak ada uang lagi,” kata pria yang berprofesi sebagai buruh penderes karet ini.

Karena tidak ada biaya, Chandra lalu meninggalkan loket administrasi ambulans. ’’Setelah saya pergi, tidak ada satu pun pihak RSUD DSR yang mendatangi saya lagi terkait ambulans gratis,” bebernya.

Setelah itu, kata Chandra, dia menghubungi keluarganya di Menggala untuk diminta bantuan mencari mobil. ’’Sampai pukul 16.00, akhirnya baru dapat mobil. Itu pun angkot yang kami pinjam dari saudara. Ya, saudara jauh mas. Saya hanya belikan bensin untuk membawa pulang jenazah anak saya ke rumah,” katanya.

Sementara Joni, 38, salah seorang keluarga yang ikut menjemput Chandra, mengatakan, sekitar pukul 17.55 dia sampai di RSUD DSR untuk menjemput jenazah bayi tersebut menggunakan angkot.

Sebelum menjemput, Joni sempat menghubungi pihak RSUD DSR untuk meminta keringanan jika memang ada. ’’Tetapi memang tidak bisa. Dan biaya Rp 1.894.000 memang diwajibkan pihak rumah sakit,” sesalnya.

Karenanya, dia membantah pernyataan Direktur RSUD DSR dr. Otniel Sriwidiatmoko yang mengatakan pihak RS telah menawarkan ambulans gratis kepada keluarganya.

’’Tidak ada itu penawaran ambulans gratis. Kalau memang mereka menyarankan, tidak mungkin jenazah dimakamkan sampai malam hari,” tegasnya.

Biaya ambulans Rp 1.894.000 memang diwajibkan pihak rumah sakit untuk membawa jenazah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News