Orangutan dan Harimau Bukan Satu-satunya Masalah

Miskonsepsi dan Kesadaran Publik soal Keanekaragaman Hayati

Orangutan dan Harimau Bukan Satu-satunya Masalah
BIODIVERSITY - Berjalan di jalur hutan tropis - yang kaya dengan sumber-sumber keanekaragaman hayati - di salah satu bagian Kebun Raya Bali. Foto: Arsito Hidayatullah/JPNN.
"Isu-isu yang menjadi pembicaraan itu antara lain adalah jumlah (flora atau fauna) yang masih hidup, berapa yang telah hilang atau punah, kemudian juga keterkaitannya dengan perubahan iklim, serta kesadaran publik (termasuk dalam keilmuan maupun kebijakan pemerintah). Begitu pula dengan soal akses dan benefit sharing (berbagi keuntungan), yang khususnya dibahas dalam berbagai pertemuan internasional mengenai masalah ini," jelasnya.

Dua ilmuwan asing lainnya, Dr Robert Nasi dan Dr Douglas Sheil, ikut mengaitkan fenomena umum yang sekaligus merupakan masalah tersendiri ini. Satu gambaran yang disampaikan Sheil misalnya adalah, bahwa dalam hal keanekaragaman hayati, di dunia saat ini hanya ada dua negara terkaya yaitu Brazil dan Indonesia. Bahkan dari beberapa segi katanya, Indonesia lebih unggul dari Brazil.

"Ibaratnya, kalau keanekaragaman hayati ini adalah sebuah Piala Dunia, itu Indonesia sekarang juaranya. Bukan Brazil (apalagi Spanyol, Red)," katanya, menganalogikan masalah ini dengan salah satu bidang yang populer di tanah air - yaitu sepakbola. Tanpa mengatakan apa-apa, artinya sesuai penuturan Sheil tersebut, dengan posisi sebagai "juara", seharusnyalah Indonesia paling mati-matian mempertahankan apa yang sudah dimilikinya tersebut. (ito/jpnn)

BEDUGUL - Masyarakat secara umum mungkin tak menganggap penting kelelawar, atau juga lebah dan beberapa jenis serangga lainnya. Namun sebenarnya,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News