Orator FPI Sempat Ancam Bunuh Ahok

Orator FPI Sempat Ancam Bunuh Ahok
Petugas Kepolisian nampak mengamankan sejumlah anggota massa Anti-Ahok yang bertindak anarkis saat demo di gedung DPRD DKI, Jumat (3/10). Foto: M Adil/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Bentrok antara aparat kontra anggota sejumlah ormas Islam di depan gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (3/9) bermula dari sebuah aksi demonstrasi. Hawa anarkistis pun sudah terasa sejak demonstrasi masih berlangsung.

Dalam aksi itu, demonstran menolak pengangkatan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama sebagai gubernur pengganti Joko Widodo. Pasalnya, pria yang akrab disapa Ahok itu bertanggungjawab atas terbitnya larangan menjual hewan kurban di fasilitas umum dan bangunan sekolah yang ada di DKI.

"Ahok membenci Allah dan Rasul-Nya, tidak ada kompromi untuk Ahok, pecat atau mati," ujar salah seorang panglima demonstran yang tidak diketahui identitasnya saat berorasi.

Orator itu kemudian mengancam akan membunuh Ahok jika bekas politisi Gerindra itu benar-benar dilantik jadi Gubernur DKI. Alasannya, menghabisi nyawa Ahok bukanlah perbuatan dosa.

"Ahok pantas dibunuh. Allah berfirman, sesungguhnya orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya hukuman pertamanya dibunuh. Allah perintahkan bunuh Ahok. Setuju?” seru pria paruh baya itu.

Teriakan "bunuh Ahok" pun disuarakan peserta aksi menjawab seruan tersebut. Mereka juga meminta aparat kepolisian untuk tidak menghalangi niat mereka menghabisi Ahok. Pasalnya, hal tersebut dilakukan atas dasar membela agama.

"Saya sebagai panglima perintahkan bunuh Ahok. Kami akan cari di manapun Ahok berada. Saya siap tanggung jawab dunia akhirat. Kalau ada yang dimasukan penjara saya siap masuk penjara juga," akunya.

Tidak lama setelah orasi tersebut usai, bentrokan pun pecah. Massa mulai menimpuki aparat dengan batu, botol kaca sampai kotoran hewan.

JAKARTA - Bentrok antara aparat kontra anggota sejumlah ormas Islam di depan gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (3/9) bermula dari sebuah aksi demonstrasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News