Organisasi Tunanetra Kecam Istana
Minggu, 12 September 2010 – 15:51 WIB
JAKARTA - Tewasnya Joni Malela, tunanetra asal Manado, saat antre open house di Istana Negara, Jumat (10/9), harus dijadikan pelajaran oleh istana dalam mengadakan open house bagi masyarakat. Orang-orang difabel (cacat) dan jompo harus mendapat perhatian, jangan sampai berdesak-desakan sehingga mengakibatkan jatuhnya korban.
""Seharusnya pejabat berpikir dulu sebelum melaksanakan open house,"" kata Ketua DPD Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) DKI Jakarta Bayu Iwan Yulianto saat dihubungi, Sabtu (11/9).
Baca Juga:
Dia juga mengkritik pemberian angpau kepada para penyandang keterbatasan fisik dalam acara silaturahmi Lebaran dengan keluarga Presiden Bambang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu. Saat open house di istana, khusus penyandang cacat dan orang jompo memang mendapatkan amplop berisi Rp 100 ribu.
Pemberian angpau tersebut membuat makin banyak penyandang cacat yang berminat menghadiri open house yang diikuti ribuan warga itu. ""Setiap open house di istana, makin banyak penyandang tunanetra yang datang. Mereka kebanyakan memburu amplop,"" katanya.
JAKARTA - Tewasnya Joni Malela, tunanetra asal Manado, saat antre open house di Istana Negara, Jumat (10/9), harus dijadikan pelajaran oleh istana
BERITA TERKAIT
- Basarah MPR Mengecam Keras Pelarangan Ibadah di Tangsel: Apa Salahnya Orang Berdoa?
- Konon SYL Pernah Beli Lukisan Seharga Rp 200 Juta, dari Sini Duitnya
- Pj Bupati Yudia Ramli Optimistis Musrenbangnas Tonggak Terwujudnya Indonesia Emas 2045
- Rayakan Kelulusan, Belasan Siswa SMA Coret Seragam dengan Corak Bintang Kejora
- Menteri Basuki: Rumah Dinas Menteri di IKN Selesai Juli 2024
- Prakiraan Cuaca Riau Hari Ini, BMKG: Waspada Hujan, Angin Kencang, dan Petir