Otak Koruptor
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

jpnn.com - Apa yang ada di otak para koruptor ketika melakukan kejahatannya? Apa yang ada di otak para penjahat ketika melakukan aksinya?
Pertanyaan ini sudah menjadi perdebatan lama para ahli psikologi, psikiater, maupun ahli sains otak, atau neurosains.
Beberapa hari terakhir ini viral berita mengenai pasangan suami istri Bupati Probolinggo dan suaminya yang tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Puput Tantriana Sari, sang bupati, dan Hasan Aminuddin, sang suami--anggota DPR RI dari Partai Nasdem, sama-sama mempunyai kedudukan terhormat dan tidak pernah kekurangan harta. Namun, toh masih melakukan korupsi juga.
Hanya beberapa bulan sebelum penangkapan Puput, KPK menangkap Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat.
Penangkapan ini juga mengejutkan, karena Novi dianggap sebagai politisi generasi baru yang masih muda, berlatar belakang keluarga kaya, dan hafal Al-Qur’an.
Ini hanya dua contoh saja dari banyaknya kejahatan kerah putih yang dilakukan oleh orang-orang pintar dan terhormat.
Di Makassar, mantan gubernur Nurdin Abdullah adalah seorang profesor dan akademisi jempolan. Ketika menjadi Bupati Bantaeng dia sangat berprestasi dan reputasinya bersih. Namun, begitu menjadi gubernur, ternyata korupsi juga.
Apa sih isi otak koruptor? Kebanyakan dari mereka bukan orang yang kekurangan harta. Jadi kenapa?
- Usut Kasus Dugaan Korupsi di Dinas PU Mempawah, KPK Sudah Tetapkan 3 Tersangka
- Ray Rangkuti Kritik Kinerja KPK, Kasus Hasto Dikejar, Tetapi Bobby Diundang Koordinasi
- KPK Periksa 3 Saksi Lagi untuk Kasus Cuci Uang Andhi Pramono
- Usut Korupsi Tol Trans-Sumatera, KPK Periksa Petinggi PT Indonesia Infrastructure Finance
- KPK Periksa 2 Anggota DPR Terkait Dugaan Tipikor Dana CSR Bank Indonesia
- Tim Hukum Hasto Bawa Bukti Dugaan Pelanggaran Penyidik KPK ke Dewas