Pahlawan Celeng

Pahlawan Celeng
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

”Berarti, orang seperti saya juga dianggap korupsi?” tanya saya.

”Kalau kita bertanya kepada masyarakat apakah Dahlan Iskan itu korupsi, jawabnya ya korupsi-lah,” kata seniman tersebut. ”Hanya mungkin masyarakat menilai korupsinya Dahlan Iskan itu tidak nemen-nemen,” tambahnya.

Saya agak lemes mendengarkan penilaian seperti itu, tetapi begitulah persepsi yang hidup di masyarakat. Tidak ada orang bersih. Leng ji, leng beh.

Semua orang korupsi. Yang tidak ketangkap penegak hukum itu karena tidak ketahuan saja. Atau kebetulan administrasi korupsinya baik.

Yang belum korupsi pun akan dinilai karena belum punya kesempatan. Hanya karena belum punya jabatan. Belum diuji pula dengan posisi yang bergelimang uang.

Pokoknya semua orang harus celeng. Kalau tidak pun akan dicelengkan.

Untung kita sempat punya pahlawan. Mereka lahir sebelum ada medsos. Sebagian besar pahlawan kita pun bisa tampil sempurna. Bukan pahlawan yang bopeng-bopeng.

Apakah itu berarti hilangnya dorongan untuk menjadi pahlawan di masa depan?

Rupanya, banyak orang bopeng yang tidak rela kalau ada orang lain yang terlihat tidak bopeng. Celeng satu, celeng semua.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News