Pajak Baru

Oleh: Dahlan Iskan

Pajak Baru
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Mereka itu, kata pengkritik Biden, punya mimpi: begitu Biden jadi presiden perbatasan akan dibuka. Para oposan menilai perbatasan sekarang ini dalam keadaan krisis.

Biden tidak setuju istilah krisis itu. Dari tahun ke tahun jumlah pengungsi di perbatasan selalu naik drastis di bulan Maret. Itulah, kata Biden, bulan terbaik untuk mencapai perbatasan. Tidak lagi dingin. Juga belum musim panas.

Di bidang pengendalian senjata api untuk perorangan, Biden juga kurang dapat dukungan. Sebenarnya titik kompromi hampir bertemu: semua orang tetap bebas memiliki senjata api, tetapi saat membelinya harus menyertakan latar belakang hidupnya.

Tinggal ada ganjalan sedikit di sini: apakah seorang ayah yang akan menjual senjata kepada anak kandungnya tega mengecek latar belakang anaknya.

Dua minggu lalu memang ada dua kejadian besar di Amerika. Dua-duanya dilakukan oleh pemuda umur 21 tahun. Yang satu anak kulit putih. Satunya lagi anak keturunan Arab-Suriah.

Yang kulit putih melakukan penembakan di tiga panti pijat di dekat Atlanta. Delapan orang meninggal.

Yang keturunan Arab melakukan penembakan di supermarket di kota Boulder Colorado. Yang meninggal sepuluh orang –salah satunya polisi.

Yang kulit putih mengaku punya problem kecanduan seks.

Partai Republik berteori ekonomi bisa maju kalau pajak rendah. Demokrat berteori ekonomi bisa maju kalau yang kaya dipajaki lebih tinggi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News