Pak Amat Pantang Meludah di Depan Mayat
jpnn.com - PAK Amat, begitu biasa dipanggil. Dia sudah akrab dengan bau mayat. “Kalau leher baju terasa ditarik orang dari belakang, padahal di belakang tak ada siapa-siapa, itu biasalah,” kata dia.
Iman Santosa, Pontianak
SEKONYONG-KONYONG rumah di Komplek Bhayangkara itu dikerumuni orang ramai.
Sesosok mayat dalam kondisi sudah membusuk terlentang dalam rumah. Sudah meninggal empat hari, tak pelak jenazah menebarkan aroma yang amat menyengat, Rabu (16/11) pekan lalu.
Tak ada yang berani mendekat untuk memindahkannya, termasuk beberapa anggota kepolisian yang segera tiba di lokasi.
Semua yang melihat harus menutup hidung. Lalu seorang lelaki baya muncul menyeruak di antara kerumunan, mendekati jenazah.
Tanpa masker maupun menutup hidung, lelaki itu melihat sejenak.
“Oohhh gampang,” cetusnya. Sejurus kemudian ia membuka pakaiannya dan mulai memimpin proses pemindahan jenazah yang sudah dalam kondisi mengenaskan itu, dan akhirnya berhasil dievakuasi.
PAK Amat, begitu biasa dipanggil. Dia sudah akrab dengan bau mayat. “Kalau leher baju terasa ditarik orang dari belakang, padahal di belakang
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor