Pak Jamal Idola Ibu-ibu, Menabung Rp 5.000 per Hari, Tercapai Impiannya

Soal pendidikan anak-anaknya, Jamaludin juga amat perhatian. ''Kita tahu pergaulan anak-anak sekarang ini sudah sangat bebas, tuntutannya juga semakin tinggi. Beda dengan saya dulu. Makanya anak laki-laki saya saya masukan ke pesantren di Banyuwangi supaya agamanya kuat dan wawasannya luas,'' tutur Jamaludin.
Sekali lagi, itu semua, kata dia, hasil dari kerjanya menjadi penjual sayur keliling. ''Saya satu-satunya tulang punggung keluarga. Istri saya cuma ibu rumah tangga, ndak punya pekerjaan,'' timpalnya.
Di kawasan Kecamatan Sandubaya, ia beken dengan nama Pak Jamal. Di mata ibu-ibu rumah tangga dia dikenal penjual sayur yang jujur, lugu dan tidak neko-neko.
Buktinya? Radar Lombok menjadi saksi betapa banyaknya ibu-ibu yang menjadi pelanggannya menghadiri acara syukuran haji yang ia gelar kemarin itu.
''Saya minta maaf kalau banyak salah sama ibu,'' ujarnya kepada salah seorang pelanggannya.
Saking lugunya Pak Jamal juga tidak jarang merelakan pelanggannya berhutang, bahkan ada yang sampai hari ini tidak terbayar. ''Paling besar sampai Rp 1.500.000, tapi dia sudah pindah rumah,'' ungkapnya.
Dia katakana, panggilan ke Tanah Suci sudah disampaikan oleh Allah SWT semenjak kita dilahirkan.
''Tinggal kita saja mau atau ndak menjemput panggilan itu. Caranya, ya diawali niat, kemudian pergi mendaftar,'' tandas Jamaludin.
Bukan...bukan...bukan. cita-cita ayah empat anak itu bukan punya mobil bagus atau punya rumah mewah. Menunaikan ibadah haji dengan hasil jerih payahnya
- Bandara SMB II Ingatkan Jemaah Calon Haji Tidak Membawa Benda Tajam
- 363 Calon Haji dari OKU Timur Terbang ke Tanah Suci
- Calon Haji Asal Cirebon Meninggal Dunia di Embarkasi Indramayu
- 386 Jemaah Calon Haji Asal NTB Tiba di Tanah Suci Makkah
- Jelang Keberangkatan JCH Asal Sumsel ke Tanah Suci, Herman Deru: Persiapan Sudah Maksimal
- IAW Dorong BPK Audit Investigatif Penggabungan Mahram Haji di Jabar, Ini Masalahnya