Pak Jokowi, Intoleransi Beragama Kembali Marak di Daerah!
Minoritas kerap dikorbankan dan dipaksa mengalah atas nama harmoni dan kerukunan.
Untuk itu, Setara Institute mendesak Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengambil tindakan yang memadai untuk menangani persoalan yang mengemuka.
Menteri Tito dinilai perlu mengambil kebijakan yang progresif, sesuai otoritas legal dan demokratik yang tersedia, untuk menjamin tata kelola pemerintahan daerah yang inklusif dan toleran dalam kebinekaan.
Setara Institute kemudian memerinci sejumlah data, Untuk menjadi catatan Mendagri.
Disebut, dalam periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo, pemerintah daerah merupakan aktor negara yang paling banyak menjadi pelaku pelanggaran KBB, dengan 157 tindakan.
Baik dalam bentuk tindakan langsung (violation by commission), peraturan intoleran dan diskriminatif (violation by rule), maupun pembiaran (violation by omission).
"Pemerintah pusat tidak boleh diam, melainkan harus hadir menangani penjalaran intoleransi yang secara terus-menerus terjadi di daerah," pungkas Halili.(gir/jpnn)
Setara Institute meminta pemerintahan Joko Widodo segera bersikap menangani intoleransi beragama yang kembali marak di daerah.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Menghidupkan Kembali Dwifungsi TNI Lewat RPP Manajemen ASN, Setara Intitute: Mengkhianati Amanat Reformasi
- SETARA Institute Ungkap Hasil Riset tentang Kelompok Marjinal
- Prabowo Diberikan Gelar Kehormatan, SETARA: Langkah Politik Jokowi yang Menghina Korban HAM
- SETARA Institute Nilai Prabowo Diberi Pangkat Kehormatan Ilegal
- Curigai Penghentian Rekapitulasi, SETARA Institute Ungkit Omongan Jokowi soal PSI
- Turning Point Kota Solo dari Intoleran Menjadi Toleran