Pak Jokowi Punya Waktu 6 Bulan Lagi untuk Cari Cawapres

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menyatakan, Presiden Joko Widodo tidak punya banyak waktu untuk menentukan calon wakil presiden yang akan mendampinginya di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. Sebab, masa pendaftaran pasangan presiden-calon wakil presiden untuk Pmilu 2019 akan berlangsung pada 4-10 Agustus 2018.
"Jokowi tak punya waktu banyak, hanya enam bulan. Saya kira itu bukan waktu yang panjang untuk menentukan nama seorang cawapres," ujar Pangi kepada JPNN, Senin (19/2).
Jokowi, kata Pangi, tak hanya menghadapi waktu singkat dalam menentukan cawapres. Sebab, mantan gubernur DKI itu juga harus berkejaran dengan partai politik tertentu.
Bahkan, Jokowi bisa menghadapi pesaing kuat jika ternyata ada partai politik mengusung duet mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dengan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB). “Saya kira ini ancaman serius," ucapnya.
Direktur eksekutif Voxpol Center itu menambahkan, kombinasi Gatot-TGB merupakan ancaman yang sangat serius bagi Jokowi. Pasalnya, elektabilitas keduanya cukup baik terutama untuk menyedot suara dari umat Islam.
"Karena itu, sebelum TGB dipinang parpol tertentu, baiknya Jokowi duluan sebelum terlambat. Kombinasi ini saya kira cukup ideal. Karena TGB dan Jokowi punya ceruk segmen pemilih yang irisannya berbeda satu sama lain," pungkas Pangi.(gir/jpnn)
Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, Jokowi tak punya banyak waktu untuk menentukan calon wakil presiden yang hanya tersisan enam bulan lagi.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Eks KSAL Ini Anggap Gibran bin Jokowi Tak Memenuhi Kriteria Jadi Wapres RI
- Roy Suryo Ungkap Ironi Laporan Jokowi, Dilayangkan Saat Hari Keterbukaan Informasi
- Gus Din Apresiasi Jokowi Membuat Laporan ke Polisi Soal Ijazah Palsu
- 5 Berita Terpopuler: Ada Uang Setoran Masuk, Banyak NIP CPNS & PPPK Terbit, Memalukan dan Tidak Elegan
- Polisi Didesak Proses Laporan Jokowi soal Kasus Ijazah Palsu
- Jokowi Lapor Polisi, Roy Suryo: Peneliti Seharusnya Diapresiasi, Bukan Dikriminalisasi