Pak Polisi, Waspada Dengan Gerakan Radikal Baru Dari Negara Ini

Pak Polisi, Waspada Dengan Gerakan Radikal Baru Dari Negara Ini
Lokasi ledakan bom di Mal Alam Sutera, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (28/10) dipasangi police line. FOTO: Fathan/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane minta jajaran kepolisian perlu mewaspadai gerakan radikal baru yang menebar teror bom di Indonesia, khususnya Jakarta. Ledakan bom yang terjadi di Mal Alam Sutera Tangerang, menurut Neta, diduga sebagai aksi gerakan radikal baru dari kawasan Xianjiang, Republik Rakyat China (RRC) yang masuk ke Indonesia.

Neta menilai, kelompok radikal Xianjiang berbeda dengan kelompok radikal yang selama ini melakukan teror bom di Indonesia. menurutnya, kelompok radikal selama ini lebih fokus menebar teror pada kepentingan barat, misalnya teror bom di Bali, kedutaan atau hotel-hotel mewah milik barat.

Sementara teror bom di Alam Sutera sama sekali jauh dari kepentingan barat, tapi lebih kepada pusat keramaian yang menyangkut kepentingan etnis Tionghoa.

“Modus peledakan bom di Alam Sutera hampir sama dengan ledakan bom di luar pusat perbelanjaan Paragon Bangkok, Thailand pada 1 Februari 2015 atau ledakan bom di sebuah kuil di Bangkok pada 17 Agustus 2015 lalu. Bom yang menewaskan 21 orang itu berkaitan dengan tingginya tekanan RRC terhadap muslim Uighur di Xianjiang dan dideportasinya 109 warga Uighur dari Thailand ke RRC," kata Neta S Pane, Kamis (29/10).

Di Jakarta, menurut Neta, Vihara Ekayana pernah diledakan bom pada 4 Agustus 2013 yang membuat 3 orang luka. Lalu, ITC Depok pernah terkena ledakan pada Februari 2015. Mal Alam Sutra sendiri pernah pula kena serangan bom pada 9 Juli 2015 lalu.

“Serangan bom di ITC Depok dan Alam Sutera modusnya sama, yakni bom ledakan ringan diletakkan di toilet. Efek yang ingin dicapai pelaku adalah sebaran asap yang bisa mematikan,” ungkap Neta,

Karena itu, IPW berharap aparat keamanan mencermati fenomena radikalisme dari Xinjiang yang mulai masuk ke Indonesia. Bukan mustahil gerakan ini juga punya rangkaian dengan ISIS dan Indonesia adalah sasaran empuk bagi mereka, mengingat begitu banyaknya mal dan kepentingan RRC di Indonesia.

“Jika tekanan pemerintah RRC terhadap etnis Uighur di Xinjiang meninggi, Polri perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap aksi teror bom di Indonesia agar kasus bom Bangkok tidak melebar ke negeri ini,” ucap Neta.(fas/jpnn)

JAKARTA – Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane minta jajaran kepolisian perlu mewaspadai gerakan radikal baru yang menebar


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News