Pak Raden, Ngamen untuk Perjuangkan Hak Cipta Karya

Tak Dapat Apa-Apa dari Jerih Payah si Unyil

Pak Raden, Ngamen untuk Perjuangkan Hak Cipta Karya
Tokoh kenamaan dalam serial boneka Si Unyil, Drs Suyadi atau lebih dikenal dengan Pak Raden 'mengamen' di rumahnya di Jakarta, Sabtu (14/4), untuk memperjuangkan hidupnya dan hak cipta atas si Unyil. Foto : Raka Deny/Jawa Pos

Pak Raden lantas menciptakan karakter-karakter lainnya. Cerita pun  dibuat  tidak jauh-jauh dari persoalan sosial masyarakat pedesaan. "Saya yang mendesain tokoh-tokoh itu. Produksi (boneka) saya juga yang ngawasi," kata dia sambil sesekali menempelkan kumis tebalnya yang sedikit-sedikit mau jatuh.

Wajah boneka itu pertama-tama dipola dengan tanah liat. Setelah cocok lantas ditempeli kertas dan dikeraskan hingga membentuk tokoh Unyil, Ucrit, Melani, Pak Ogah, Pak Raden, Bu Bariah, dan lainnya.

    

Ternyata proyek film boneka Unyil  sukses besar. Hampir setiap anak kecil pada era 1970-an hingga 1990-an mengenal dan menggemari sosok Unyil dan tokoh lainnya. Sejak saat itu, sosok Pak Raden melekat dengan Suyadi.

Pada pertengahan 1990-an, produksi film Unyil dihentikan dengan berbagai alas an.  Namun, Pak Raden tetap Pak Raden. Pria yang rela meninggalkan profesi sebagai dosen untuk terjun total mengurusi si Unyil itu pun terus menggeluti dunia dongeng dan kesenian lainnya terutama yang berhubungan dengan anak-anak.

Boneka si Unyil pernah ngetop pada era 1980-1990-an. Meski kini versi aslinya sudah tidak tayang lagi, sosok Unyil masih laku di layar kaca dengan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News