Pakar Gizi Ungkap Pemicu Obesitas yang Dialami Titi Wati

Pakar Gizi Ungkap Pemicu Obesitas yang Dialami Titi Wati
Titi Wati penderita obesitas, wanita tergemuk di Kalteng. Foto: Riduan/KPC

Penanganan obesitas, jelas Sri, ditujukan untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang normal dan sehat. Perlu dilakukan perubahan pola makan dan peningkatan aktivitas fisik pada penderitanya.

Selain itu, lanjutnya, perubahan perilaku juga diperlukan untuk mengatasi masalah psikologis terkait berat badan melalui konseling dan support group.

Penurunan berat badan, meski dalam jumlah kecil dan mempertahankannya secara stabil, dapat mengurangi risiko mengalami komplikasi penyakit terkait obesitas.

”Penanganannya dilihat penyebabnya dulu. Kalau pola makan dan gaya hidup tak sehat, hal itu harus diubah. Pola makan harus seimbang dan tidak melebihi kebutuhan energinya. Hal utama harus ada aktivitas fisik berupa olahraga, seperti lari. Paling tidak dalam seminggu 150 menit olahraga,” tutur Sri.

Dalam kasus Titi Wati, Nyoman belum bisa menyimpulkan suksesnya penurunan bobot wanita itu. Penyebab utama tubuhnya melar juga masih ditelusuri melalui berbagai pemeriksaan medis.

”Dalam kasus Wati, dicurigai memang dari pola makan yang tidak teratur dan berlebihan hingga obesitas. Tapi, telusuri terlebih dahulu pemeriksaan penunjang. Apakah ada pemicu lain atau tidak. Misalnya, ada kanker atau gangguan hormon lain,” katanya.

Mengenai pengakuan Titi Wati yang sering minum air es dan gorengan, menurut Sri, apabila hanya air es tanpa gula tidak akan berpengaruh, termasuk memakan gorengan.

”Kalau diberi gula baru bisa. Apalagi minumnya sampai lima gelas dan gorenganya berpuluh-puluh. Itu bisa jadi obesitas. Pokoknya kelebihan kalori. Obesitas bisa terjadi karena gaya hidup yang modern dan tergantung pada pola makan cepat saji,” ujarnya.

Titi Wati yang merupakan wanita tergemuk di Kalteng, mengalami obesitas lantaran pola makan yang tidak teratur berlebihan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News