Pakar Ingatkan Pentingnya Edukasi Fungsi Vaksin Sejak Ada Fenomena Joki Vaksin COVID-19

Pakar Ingatkan Pentingnya Edukasi Fungsi Vaksin Sejak Ada Fenomena Joki Vaksin COVID-19
Abdul Rahim menjadi joki vaksin COVID-19 dan telah disuntik 17 kali. ()

Ini disebabkan, menurutnya, sistem nasional vaksinasi dasar yang sudah ada "selama lebih dari 30 tahun" tidak dipraktikkan dalam vaksinasi COVID-19 di lapangan.

"Mekanisme itu sudah ada, dibeli di pusat, siapa yang beli, kemudian didistribusi ke mana … prosedurnya sama, tapi sekarang tidak begitu," katanya.

"Yang terjadi sekarang … vaksin dikecer ke mana-mana … ternyata kalau dari cerita teman-teman di lapangan TNI dan Polri yang memegang vaksin itu … begitu juga pengusaha dan DPR."

Vaksin 'booster' sudah tersedia gratis

Senin kemarin (10/01), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi menerbitkan izin penggunaan darurat atau 'emergency use authorisation' (EUA) lima jenis vaksin COVID-19 sebagai 'booster'.

Vaksin COVID-19 yang meliputi CoronaVac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zifivax tersebut akan mulai diberikan secara gratis pada warga di atas 18 tahun dengan memprioritaskan kelompok usia lanjut dan penderita imunokompromais.

Masdalina menekankan pentingnya memastikan golongan penerima 'booster' adalah kelompok berisiko, seperti tenaga kesehatan, pelayan publik dan usia lanjut.

Menurutnya, minimnya pengetahuan vaksin masyarakat, hoaks, serta sistem dan ketersediaan vaksin masih menjadi tantangan vaksinasi COVID-19 di Indonesia setelah hampir dua tahun pandemi COVID-19.

Laporan tambahan oleh Sastra Wijaya

Warga akan merasa vaksinasi sebagai pemaksaan, jika yang ditekankan adalah tidak bisa masuk ke mal atau naik pesawat kalau belum divaksinasi

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News