Pakar PBB: Donald Trump Telah Mengecewakan Warga Miskin

Pakar PBB: Donald Trump Telah Mengecewakan Warga Miskin
Presiden AS Donald Trump berdiri di depan sebuah layar grafik yang menjelaskan proyeksi kematian warga akibat COVID-19, Selasa (31/3) di Gedung Putih, AS. Foto: ANTARA/REUTERS/Tom Brenner/wsj.

jpnn.com, NEW YORK - Warga miskin di Amerika Serikat (AS) adalah yang paling parah merasakan dampak wabah virus corona. Sayangnya, strategi Presiden Donald Trump dan jajarannya dan justru mengecewakan kalangan bawah.

"Orang-orang berpenghasilan rendah dan miskin menghadapi risiko terpapar virus corona yang jauh lebih tinggi akibat pengabaian dan diskriminasi kronis, dan respons federal yang kacau dan condong pada perusahaan telah mengecewakan mereka," kata Philip Alston, Pelapor Khusus PBB untuk kemiskinan ekstrem dan kemanusiaan.

Dalam pernyataan media yang dirilis pada Kamis (16/4), pakar tersebut mengatakan bahwa jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) di AS sudah mencapai rekor baru. Namun, pemerintah hanya fokus pada urusan bisnis dan orang kaya.

"Komunitas nonkulit putih, yang menghadapi kesenjangan kekayaan rasial akut, berada pada risiko tertentu dan sekarat pada tingkat yang jauh lebih tinggi," katanya.

"Terlepas dari risiko yang parah ini, bantuan federal belum menjangkau banyak orang yang membutuhkan dan secara mendasar tidak memadai dalam cakupan dan jenisnya mengingat besarnya krisis dan dampak jangka panjangnya," papar Alston.

Alston, yang berasal dari Australia, mengambil alih peran sebagai Pelapor Khusus pada 2014.

Menurutnya, bahkan sebelum krisis COVID-19, diperkirakan dua dari lima orang Amerika tidak mungkin memenuhi pengeluaran USD 400 dolar AS tanpa berutang.

Dia juga mengutip Biro Sensus AS yang mengatakan bahwa 38,1 juta orang hidup dalam kemiskinan pada 2018. (xinhua/ant/dil/jpnn)

Warga miskin di Amerika Serikat (AS) adalah yang paling parah merasakan dampak wabah virus corona. Sayangnya, strategi Presiden Donald Trump justru mengecewakan kalangan bawah.


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Xinhua

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News