Pakar Sebut Ada Salah Persepsi Terkait Tugas dan Fungsi Kementan

Pakar Sebut Ada Salah Persepsi Terkait Tugas dan Fungsi Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat panen raya padi dan gerakan serap gabah di Desa Srikaton, Kecamatan Buay Madang, Kabupaten OKU Timur, Sabtu (3/4). Foto: Kementerian Pertanian

Dia mencontohkan polemik impor beras yang membuat petani marah karena di masa panen raya.

"Mungkin enggak banyak publik yang paham bahwa impor itu bukan tugas Kementan, melainkan tugasnya Kementerian Perdagangan. Hal-hal semacam ini menurut saya berbahaya karena pada akhirnya Kementan dianggap berkinerja tidak memuaskan," ujar Hendri Rabu, (14/4).

Hendri menyayangkan publik hanya membaca kinerja Kementan dari pemberitaan dan informasi yang tengah viral.

Padahal, kinerja Kementan dilihat dari sisi kemampuan menyediakan pangan dan sisi kemampuan dalam menghadirkan kesejahteraan.

"Sekarang ini kan publik enggak paham tentang naiknya kesejahteraan petani. Mereka baca hanya dari pemberitaan dan yang viral di media sosial. Begitu ada yang viral mereka tauny wah, jangan-jangan petaninya engak sejahtera," katanya.

Hendri menambahkan, publik harus mulai berpikir dan mau belajar tentang aturan main yang dipegang satu Kementerian dan kementerian lain. Penilaian tentang memuaskan atau tidak seharusnya bisa proporsional dengan menyertakan data dari lembaga negara.

Menurutnya, masyarakat melihat kinerja Kementan itu dua hal. Pertama ketersediaan dan kedua kesejahteraan. Namun, bilamana melihat ke depan dari sisi kominikasi perlu ditingkatkan, sehingga masyarakat lebih paham tugas-tugas dari Kementan.

"Misalnya ada viral petani mengeluh harga gabah, mungkin di situ ada peran dari Kmenterian Perdagangan," tutupnya. (cr3/jpnn)

Pakar Komunikasi Politik menilai ada salah persepsi publik tentang posisi, fungsi dan tugas kerja dari jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) selama ini


Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News