Pakistan Kembalikan Pilot, India Tetap Keras

Pakistan Kembalikan Pilot, India Tetap Keras
Pilot India ditangkap setelah pesawatnya berhasil ditembak jatuh militer Pakistan. Foto: YouTube

Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi batal menghadiri konferensi Organization of Islamic Cooperation (OIC) di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, karena kehadiran Kepala Diplomasi India Sushma Swaraj sebagai negara pengawas.

Menteri Perubahan Iklim Pakistan Malik Amin Aslam juga berencana untuk menuntut India di PBB. Menurut dia, serangan udara yang dilakukan Selasa lalu telah merusak hutan pinus Pakistan. "Ini namanya terorisme lingkungan. Kerusakannya luar biasa," tegasnya.

Di sisi lain, pemerintah India masih menggunakan strategi yang sama. IAF menegaskan tak berencana untuk mengurangi pengawasan di perbatasan Kashmir. Sedangkan Perdana Menteri India Narendra Modi mengaku tak akan berhenti sebelum ancaman bagi negara ditumpas.

"Saatnya rakyat India menjadi tembok pelindung dari musuh yang berusaha merusak tanah air," ungkapnya.

Beberapa pihak mengira bahwa Modi bersikap keras karena pemilu Mei kian dekat. Modi diperkirakan bakal diuntungkan dengan bersikap nasionalis di momentum konflik. Hal itu menjadi kesempatan bagi partainya, Bharatiya Janata Party, yang akhir-akhir ini mengalami penurunan popularitas.

Tentu saja, lawan politik Modi langsung memprotes sikap pemerintah. Mereka menganggap Modi memolitisasi situasi itu untuk memenangi pemilu. Terutama, soal klaim bahwa pemerintah telah membunuh 300 anggota militan Jaish-e-Mohammad (JEM).

Sebagaimana diberitakan, Pakistan menolak klaim tersebut. "Kami perlu tahu berapa dan siapa saja yang jadi korban serangan udara Selasa lalu," ujar Mamata Banerjee, salah seorang tokoh oposisi India. (bil/c10/dos)


Pakistan menyerahkan Abhinandan Varathan kepada India di perbatasan Wagah-Attari kemarin sore, Jumat (1/3).


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News