Palang Merah Internasional Minta Militer Myanmar Menghormati Nyawa Manusia

Palang Merah Internasional Minta Militer Myanmar Menghormati Nyawa Manusia
Biarawati, Suster Ann Rose Nu Tawng (kedua kanan) berlutut di depan aparat kepolisian untuk memohon agar menahan diri dari kekerasan terhadap anak-anak dan penduduk di tengah unjuk rasa anti kudeta militer di Myitkyina, Myanmar, Senin (8/3/2021). Foto: ANTARA FOTO/MYITKYINA NEWS JOURNAL/Handout via REUTERS/wsj.

jpnn.com, YANGON - Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menyatakan prihatin atas jumlah korban jiwa dan luka-luka dan orang-orang mereka yang ditahan di berbagai daerah di Myanmar.

"ICRC mendesak pasukan keamanan untuk mengambil semua langkah yang mungkin dilakukan untuk memastikan bahwa penggunaan kekuatan dan senjata api terkontrol dengan ketat," kata ICRC dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (30/3).

Komite itu juga juga mendesak agar militer Myanmar hanya diperbolehkan menggunakan kekerasan apabila sangat dibutuhkan dan saat tindakan lainnya telah dilakukan --guna memastikan kehidupan manusia dihormati.

Penggunaan senjata berapi yang mematikan harus dihindari, lanjut ICRC, kecuali hanya untuk melindungi orang-orang dari ancaman yang tak terhindarkan terhadap nyawa mereka dan saat langkah lain yang tak begitu ekstrem tidak lagi cukup.

"ICRC juga menyerukan bahwa mereka yang terluka harus segera diberikan akses terhadap perawatan medis yang layak dan tidak terhalang, tanpa ancaman lebih lanjut terhadap keamanan mereka," katanya.

Komite menekankan pentingnya dukungan dan penghormatan terhadap para pekerja dan relawan kesehatan dan armada ambulans. Juga, katanya, perlu dipastikan mereka tidak terhalangi atau terancam saat melalukan tugasnya dalam merawat atau mengevakuasi orang-orang yang sakit atau terluka ke fasilitas medis.

Selain itu, mereka yang ditangkap maupun ditahan juga perlu diperlakukan dengan manusiawi. "Kehidupan mereka, integritas fisik dan kehormatan harus dihormati dan dilindungi dalam keadaan apa pun. Ini termasuk informasi terkait keberadaan mereka pada kerabat dan keluarga yang kerap berhubungan."

ICRC, yang merupakan organisasi independen itu, juga menyerukan tindakan yang terhormat terhadap mereka yang telah kehilangan nyawa, termasuk saat proses identifikasi dan pengembalian kepada keluarga mereka --tanpa adanya penundaan. (ant/dil/jpnn)

Komite itu juga juga mendesak agar para penegak hukum di Myanmar hanya diperbolehkan menggunakan kekerasan apabila sangat dibutuhkan


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News