Palestina Tolak Mentah-Mentah Undangan Amerika
jpnn.com, RAMALLAH - Pekan depan, Amerika Serikat (AS) dan negara-negara donor Palestina bakal membahas kesinambungan pembangunan dan aliran bantuan di Jalur Gaza.
Seharusnya, otoritas Palestina juga hadir dalam pertemuan itu. Namun, pemerintahan Mahmoud Abbas menolak mentah-mentah undangan tersebut.
’’Yang dibutuhkan Jalur Gaza adalah solusi politik, bukan kemanusiaan,’’ kata Ahmad Majdalani, salah seorang pejabat pemerintah Palestina, dalam wawancara dengan stasiun radio Voice of Palestine Jumat malam waktu setempat (9/3).
Menurut dia, AS tahu betul bahwa inti masalah Palestina adalah pendudukan Israel. Dan, masalah itu hanya bisa diselesaikan lewat jalur politik.
Ahmad Al Kurd, koordinator asosiasi yayasan amal Jalur Gaza, mengatakan bahwa blokade Israel telah menewaskan sedikitnya seribu warga Palestina.
Sebagian besar warga tidak tewas karena bentrok, melainkan faktor kesehatan. ’’Sekitar 450 orang meninggal karena tak mendapat penanganan medis yang layak,’’ ungkapnya kepada Al Jazeera.
Sementara itu, peluru IDF (militer Israel) kembali merenggut nyawa pemuda Palestina. Pemuda 19 tahun yang diidentifikasi Jerusalem Post sebagai Imayyer Shehadeh itu tewas setelah bentrok dengan IDF di Desa Urif, wilayah selatan Kota Nablus.
Dia ambruk setelah timah panas tentara Israel menembus dadanya. Shehadeh menjadi pemuda ke-12 yang tewas di tangan IDF sepanjang 2018.
Palestina tolak mentah-mentah undangan Amerika dan negara-negara donor Palestina untuk membahas kesinambungan pembangunan dan aliran bantuan di Jalur Gaza.
- Resmi! Tetangga Amerika Serikat Ini Akui Kedaulatan Negara Palestina
- Sebut BI Fast Punya Kelemahan, Deni Daruri Sarankan Belajar dari AS
- China Menilai Amerika Serikat Munafik, Sorot Bantuan untuk Ukraina
- DBL Camp 2024 Hadir di Jakarta, Ratusan Pelajar Berebut 12 Tiket ke Amerika Serikat
- Belanja Militer Dunia Nyaris Tembus Rp 40 Kuadriliun, 3 Negara Ini Paling Boros
- Israel Bunuh 37 Warga Gaza dalam 24 Jam