Pancingan Aceh Istanbul

Oleh Dahlan Iskan

Pancingan Aceh Istanbul
Dahlan Iskan bersama para mahasiswa Indonesia di Turki saat berdialog di sebuah restoran di Istanbul. Foto: Instagram/dahlaniskan19

Yang berbau Arab pun dijauhi. Jilbab dilarang masuk ke instansi pemerintah. Di sekolah negeri. Di rumah sakit pemerintah.

Bahkan azan pun diganti: pakai bahasa Turki.

Hasilnya memang luar biasa. Turki dianggap sejajar dengan Eropa. Diterima jadi bagian Eropa. Sepak bolanya pun ikut Piala Champions Eropa. Meski tetap saja belum boleh ikut pakai mata uang Euro.

“Tahun 2005,” ujar Retno, “Turki menghapus enam nol di mata uangnya. Ekstrem sekali,” katanya.

Juga berhasil membawa ekonomi Turki maju.

Tapi secara sosial Islam sudah terlalu dalam di Turki. Tidak mungkin dihapus. Bahkan rasa Islam itu bisa bangkit lagi. Dengan kesadaran baru: tetap Islam, tetap semaju Eropa.

Saya kira itulah kesadaran generasi baru Islam. Di mana pun. Tidak mau Islam identik dengan kemunduran.

Di Indonesia tugas generasi muda Islam itu kian berat: masih besarnya kemiskinan, kekumuhan, kebodohan.

Islamisasi di Turki ternyata tak sehebat yang dikesankan media. Tetap negara sekuler. Konstitusinya masih belum berubah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News