Pandemi Corona Kian Gawat, Israel Gagal Jalankan Rencana Jahat

Pandemi Corona Kian Gawat, Israel Gagal Jalankan Rencana Jahat
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu. Foto: Times of Israel

jpnn.com, JERUSALEM - Kemunculan virus corona di Israel dan perpecahan dalam pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menghambat rencananya untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat dari Palestina.

Meskipun Netanyahu dan mitra koalisinya Menteri Pertahanan Benny Gantz setuju bahwa pemerintah Israel dapat memulai langkah aneksasi pada 1 Juli 2020, hampir tidak ada diskusi tingkat kabinet tentang masalah ini, kata seorang menteri senior kepada Reuters.

Selain itu, belum ada kesepakatan dengan Washington mengenai modalitas langkah tersebut di bawah proposal perdamaian yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump sehingga langkah apa pun untuk segera memperluas kedaulatan Israel ke permukiman Yahudi dan Lembah Jordan di Tepi Barat tampaknya tidak mungkin dilakukan.

Palestina telah menolak rencana Trump. Kekuatan-kekuatan Eropa dan Arab telah memperingatkan akan serangan balik diplomatik jika Israel secara tidak resmi mencaplok tanah Palestina.

Netanyahu, sementara itu, disibukkan dengan penularan virus corona baru yang menurut para penasihatnya dapat mengharuskan langkah penguncian. Pengangguran telah mencapai rekor 21 persen dan protes anti-pemerintah semakin keras.

Sebuah jajak pendapat oleh Lembaga Demokrasi Israel yang non-partisan pada Selasa menemukan tingkat kepercayaan publik terhadap kinerja Netanyahu dalam menangani krisis hanya 29,5 persen.

Ada tentangan terbuka dari partai Biru dan Putih, yang membuatnya sulit untuk membujuk Washington bahwa setiap aneksasi akan memperoleh dukungan Israel.

"Ini masalah rencana yang benar, tetapi waktu yang salah," kata seorang menteri senior Biru dan Putih.

Kemunculan virus corona di Israel telah menghambat rencana jahat negeri zionis itu di Tepi Barat, Palestina.

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News