Pandemi Covid-19 Akibatkan Penurunan Kondisi Mental Anak Muda

Pandemi Covid-19 Akibatkan Penurunan Kondisi Mental Anak Muda
Ilustrasi logo kesehatan mental. Foto: Antara

Pelajar yang baru lulus dan mulai memasuki dunia kerja di tengah krisis ekonomi cenderung berpenghasilan lebih rendah dari rekan-rekan kerja mereka lainnya.

Bahkan, menganggur selama satu bulan pada usia 18-20 tahun diprediksi bisa menyebabkan hilangnya pendapatan sebesar 2 persen secara permanen di masa mendatang.

Bagi anak muda di kawasan terpencil, risiko pengangguran berpotensi bisa menjadi semakin serius dengan adanya kesenjangan digital selama pandemi.

Ketika anak muda di perkotaan lebih cepat beradaptasi dan berkembang di tengah digitalisasi, anak muda di pedesaan masih kesulitan mengimbangi minimnya akses dan infrastruktur digital.

Berdasarkan data UNICEF tahun 2020, setidaknya 30 persen pelajar di seluruh dunia kekurangan akses dan infrastruktur teknologi untuk berpartisipasi dalam pembelajaran daring.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada Agustus 2020 menyatakan, lebih dari 42.000 sekolah masih belum terakses internet.

Dalam jangka panjang, disparitas digital dapat semakin memperlebar ketimpangan sosial-ekonomi dan menciptakan kesenjangan yang signifikan dalam daya saing serta keterampilan sumber daya manusia.

" Tahun ini, kami menemukan pandemi telah menghadapkan generasi muda di seluruh dunia pada tantangan yang sangat besar, dan tanpa terkecuali generasi muda di Indonesia," kata Direktur Utama Adira Insurance, bagian dari Zurich Group, Hassan Karim dalam siaran persnya, ditulis Senin.

Pandemi yang tidak kunjung usai ternyata mengakibatkan terjadinya penurunan kondisi mental anak muda.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News