Panen Rendah, Ekspor Kopi Melemah

Panen Rendah, Ekspor Kopi Melemah
Ilustrasi. Foto: Radar Semarang

jpnn.com - SURABAYA – Ekspor kopi asal Jawa Timur menurun. Hal itu disebabkan hasil panen yang kurang memuaskan tahun ini. Kemarau panjang menjadi alasan utama buruknya panen para petani.

Sekretaris Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (Gaeki) Jatim Ichwan Nursidik menyatakan, normalnya, panen kopi di Jatim 55 ribu hingga 58 ribu ton per tahun. Namun, pada tahun ini, produksinya hanya 50 ribu hingga 52 ribu ton. ’’Produksi turun yang berakibat pada kinerja ekspor,’’ katanya kemarin (28/7).

Pada periode Januari–Juli, ekspor kopi Jatim sebesar 36.852 ton dengan nilai USD 73,796 juta. Kopi yang diekspor tidak hanya berasal dari wilayah Jatim, tetapi juga dari Lampung, Palembang, Bengkulu, Jateng, Bali, dan Sulawesi.

Penurunan kinerja ekspor tersebut bertolak belakang dengan permintaan dan harga komoditas kopi yang terus meningkat di pasar internasional.

Saat ini, biji kopi arabika dihargai USD 3 per kilogram (kg) atau naik dari sebelumnya hanya USD 2,6–USD 2,7 per kg. Sedangkan harga biji kopi robusta naik dari USD 1,3 per kg menjadi USD 1,5 per kg.

Peningkatan permintaan kopi dari Eropa, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Korea Selatan terjadi karena pertumbuhan kafe. Faktor lainnya adalah penurunan produksi kopi asal Brasil karena memasuki musim dingin.

Negara tujuan ekspor kopi asal Jatim didominasi Jepang, Jerman, AS, dan Inggris. Sekitar 30 persen sisanya diekspor ke Timur Tengah, Korea, Taiwan, dan Hongkong. (res)

SURABAYA – Ekspor kopi asal Jawa Timur menurun. Hal itu disebabkan hasil panen yang kurang memuaskan tahun ini. Kemarau panjang menjadi alasan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News