Pangdam: Jika Prajurit Bisa Dibeli, Berarti Menjual Negara

Pangdam: Jika Prajurit Bisa Dibeli, Berarti Menjual Negara
Mayjen TNI Achmad Supriyadi menerima Prajurit Yonif 320/Badak Putih di halaman Makodam XII/Tpr, Minggu (27/5). Foto: Ambrosius Junius/Rakyat Kalbar.

Di samping menjaga kedaulatan, Satgas Pamtas juga mencegah penyelundupan. “Termasuk pengawasan keluar masuk kendaraan membawa barang yang terkait terorisme pasti akan kita tangkap," tegasnya lagi.

Jika dilihat dari panjangnya garis perbatasan negara, prajurit TNI yang bertugas di garda terdepan NKRI itu belum bisa mencukupi. Tidak ada idealnya berapa kekurangan tersebut. “Yang jelas kita akan menjaga tempat-tempat yang strategis, bukan semua tempat kita tempati, kemudian ada masyarakatnya di situ, kita laksanakan pembinaan," tutur Pangdam.

Sementara Danrem 121/Alambhana Wanawai, Brigjen TNI Bambang Ismawan mengatakan, Satgas Pamtas sebelumnya pernah menggagalkan penyeludupan narkotika. Jumlah personel penjaga perbatasan di sektor ini lebih banyak dari sebelumnya.

Dia pun berharap Satgas Pamtas yang baru ini akan lebih baik lagi. "Dan sekarang tambah jumlah, (Satgas) dulu 350 prajurit. Sekarang 450 prajurit jadi harus lebih baik," ujarnya kepada wartawan

Danrem menuturkan, tugas negara ini adalah kehormatan bagi tentara. Oleh karena itu, di perbatasan prajurit harus mejaga kehormatan itu. Prajurit jangan mau dibeli oleh siapapun yang dapat merusak integritas TNI.

Penyelundup kata Danrem, akan melakukan berbagai upaya agar bisa lolos dengan cara menyuap penjaga. Sederhananya sembako, seperti mau menerima memasukkan gula. Untungnya besar sekali. Perbedaan harga di Malaysia dengan di Kalbar cukup jauh. Sebab gula di Malaysia Subsidi, sehingga harganya murah. (amb/arm)

 


Pangdam XII Tanjungpura Mayjen TNI Achmad Supriyadi mengingatkan, di perbatasan RI – Malaysia, banyak sekali perlintasan tak resmi.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News