Pangdam Kasuari Singgung Soal Darah dan Air Mata, Begini Katanya

Pangdam Kasuari Singgung Soal Darah dan Air Mata, Begini Katanya
Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa bersama Gubernur dan Kapolda meninjau dan bertatap muka dengan para pengungsi Moskona Bintuni, Senin (2/8/2021). ANTARA/HO-Kodam XVIII/Kasuari

Dia menegaskan, kejadian di Distrik Moskona Barat menjadi bukti bahwa masih ada yang tidak sejalan dengan NKRI.

Dia kemudian mengingatkan, Lodwick Mandacan sebagai kepala suku besar sudah mengikrarkan diri untuk bergabung dengan NKRI.

“Pengorbanan darah, air mata, tenaga, nyawa sudah habis-habisan dan sudah sepakat menjadi NKRI, hari ini kita sedang berjuang untuk anak cucu kita jangan sampai mereka tidak bisa sekolah, karena kita terus terombang-ambing dengan isu-isu Papua Merdeka, sudah hentikan,” ujar Pangdam.

Dia menyatakan, pada tataran provinsi, baik Pangdam, Gubernur dan Kalpoda telah bersepakat, bagaimana bersama-sama membangun SDM di Papua Barat.

"Mereka yang masih berteriak Papua Merdeka adalah mereka-mereka yang kalah bersaing, tidak mau bekerja keras dan hanya bisa merongrong negara," ucapnya lagi.

"Kita tidak bisa memilih tempat untuk kita dilahirkan. Kebetulan kita lahir di Papua. Jangan dijadikan konflik. Perbedaan harus ditutup, kita dukung pemerintah daerah," tuturnya.

Pada kesempatan tersebut, Pangdam juga menghadirkan empat orang prajurit Korps Wanita TNI Angkatan Darat (Kowad) yang merupakan asli warga Teluk Bintuni.

"Ini bukti, kita sedang membangun SDM Papua. Lewat Program Caba Otsus yang diinisiasi Gubernur, maka 1.000 prajurit Asli Orang Papua (OAP) akan kembali untuk membangun Tanah Papua, Pemerintah telah memberikan banyak kesempatan, peluang untuk kita berkarya," ujar dia.

Pangdam XVIII/Kasuari menyinggung soal darah dan air mata saat menjenguk pengungsi yang terpaksa meninggalkan kampung halaman akibat kontak senjata.

Sumber ANTARA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News