Panglima TNI: Siapa Cepat Dia Boleh Ke Sana

Panglima TNI: Siapa Cepat Dia Boleh Ke Sana
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bersama Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan saat menghadiri acara Peringatan HUT ke-64 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Sabtu (16/4). FOTO: Puspen TNI for JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan akan melaksanakan koordinasi dengan Panglima Angkatan Bersenjata Filipina dan Malaysia untuk melakukan Patroli Bersama yang terkoordinasi. Artinya, TNI mengawal sampai perbatasan dan Zona Ekonomi Eksklusif.

“Setelah masuk di wilayah Filipina sudah menjadi tanggung jawab Filipina. Begitu pula setelah masuk di wilayah Malaysia. Tetapi apabila terjadi sesuatu di wilayah negara Malaysia dan Filipina, maka saya akan melakukan koordinasi, siapa yang cepat maka dia yang boleh ke sana. Ini adalah langkah-langkah yang segera dilakukan,” kata Panglima TNI, Sabtu (16/4) pada acara Peringatan HUT Kopassus di Markas Kopassus , Cijantung, Jakarta Timur.

Panglima TNI menyampaikan hal itu menanggapi insiden kembali diculiknya empat anak buah kapak (ABK) warga negara Indonesia (WNI) oleh kelompok yang diduga Abu Sayyaf di perairan perbatasan antara Malaysia dan Filipina, Jumat (15/4) kemarin.

Perjanjian yang akan kita buat nantinya, menurut Panglima TNI, salah satu prosedurnya seperti itu. Kalau kita cuma kerja sama patrol koordinasi, di sana terjadi apa-apa kita tidak bisa berbuat apa-apa dan mereka tidak sempat bagaimana, itu adalah salah satu cara.

“Apabila Indonesia dan Filipina sudah melakukan MoU untuk melakukan kerja sama Patroli Terkoordinasi, maka pasti akan aman. Tetapi sekarang kan tidak aman, karena itu di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ucap Panglima TNI.

Di samping itu, Panglima TNI akan segera mungkin melaksanakan koordinasi dengan Panglima Diraja Malaysia dan Filipina, karena wilayah itu berbatasan dengan tiga negara.

“Kita harus berpikiran bahwa mereka positif karena saat ini pun rencana Filipina akan melakukan operasi besar-besaran di Kepulauan Zulu. Operasi yang dilakukan negara tetangga kita tunggu saja, yang mulai siapa, kecuali Presiden Filipina kasih tenggang waktu,” ujar Panglima TNI.(fri/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News