Panik, Warga Beijing Abaikan Ancaman Pemerintah, Semua Diborong

Panik, Warga Beijing Abaikan Ancaman Pemerintah, Semua Diborong
Sejumlah warga melakukan aksi borong bahan makanan pokok di salah satu pusat perbelanjaan di Distrik Chaoyang, Kota Beijing, China, Senin (25/4), setelah otoritas setempat memperingatkan pembatasan aktivitas masyarakat menyusul ditemukannya 41 kasus positif COVID-19 dalam dua hari terakhir. Aksi borong itu dipicu oleh kekhawatiran warga Beijing akan diterapkannya penguncian wilayah (lockdown) seperti yang sedang berlangsung di Kota Shanghai. ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie

Mengularnya antrean tes PCR juga terlihat sejak Minggu (24/4) di beberapa kompleks permukiman.

Bagi warga yang malas mengantre, bisa mendatangi lapak-lapak tes PCR secara mandiri dengan biaya sendiri sebesar 25 yuan (Rp 55 ribu) atau turun dibandingkan sebelumnya yang 35 yuan (Rp 77 ribu).

Sejak Jumat (22/4) hingga Senin (25/4) di Kota Beijing terdapat 70 kasus positif COVID-19.

Otoritas kesehatan setempat melakukan tindakan cepat tanggap agar wabah gelombang terkini itu tidak meluas.

"Pelacakan virus pada klaster terakhir ini identik dengan infeksi yang terjadi di luar Beijing," kata Deputi Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Kota Beijing, Pang Xinghuo, kepada pers.

Sepuluh kasus pertama ditemukan di salah satu sekolahan di Distrik Chaoyang pada Jumat (22/4).

Sejak saat itu, otoritas mengerahkan semua kekuatan untuk mencegah meluasnya wabah. (ant/dil/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

Tak ingin mati kelaparan, Warga Beijing nekat melakukan aksi borong meski pemerintah setempat telah mengeluarkan ancaman terkait penimbunan


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News