Panti Pijat Plus-Plus Jadi Tempat Favorit Baru

Panti Pijat Plus-Plus Jadi Tempat Favorit Baru
REMANG: Suasana salah satu wisma di kawasan Dolly. Pemkot akan menutup lokalisasi ini bulan depan. Foto: Jawa Pos

Namun, lanjut dia, ada juga yang memilih tetap bekerja di Surabaya. Mereka akan bekerja di tempat-tempat hiburan seperti karaoke, diskotek, serta panti pijat plus-plus. Ada juga yang membuka praktik di kos-kosan. Yuni mengatakan, yang pindah ke panti pijat plus-plus dan karaoke itu diperkirakan cukup banyak karena hanya sedikit bos di Dolly yang mempunyai bisnis sampai luar kota.

Tempat yang banyak dituju adalah panti pijat plus-plus. Sebenarnya, izin tempat yang termasuk kategori rekreasi dan hiburan umum itu sudah diatur pemkot. Pemerintah melarang adanya praktik asusila di tempat tersebut. Misalnya, terapis yang memberikan servis sampai making love (ML). Meski regulasi sudah ketat, masih ada yang diam-diam melancarkan praktik terlarang tersebut. Itu bisa terjadi karena pengawasan pemkot lemah.

Di Surabaya, panti pijat banyak tersebar di beberapa wilayah. Panti pijat itu kini berubah menjadi tempat prostitusi terselubung. Di antaranya, di ruko Jalan Kalibokor Gubeng, ruko di dekat Terminal Bratang, ruko Kedungdoro, ruko Darmo Park, dan di Jalan Tunjungan.

Berdasar pengamatan di lapangan, sekilas panti pijat itu tidak mencurigakan. Misalnya, di kawasan Kedungdoro, ketika masuk, pengunjung disambut resepsionis yang menawarkan pijat. Pengunjung langsung diberi nomor loker untuk menyimpan pakaian.

Sebelum pijat dimulai, pengunjung bisa memilih terapis. Ada sebuah buku yang di dalamnya terdapat foto-foto perempuan. Ada sekitar 50 perempuan. Jika sudah cocok, tinggal menunjukkan foto yang dipilih kepada petugas dan menunggu di kamar. Terapis akan datang selang beberapa menit sesuai dengan pilihan.

Kamar cukup nyaman. Terdapat kasur yang ditempatkan di lantai. Kamar itu dilengkapi AC dan kamar mandi dalam. Setiap ruangan itu ditempeli tulisan dilarang berbuat asusila.

Saat dipijat, terapis memijat seluruh badan. Pemijatan tersebut berjalan sekitar 30–45 menit. Di menit-menit akhir pemijatan, pengunjung akan ditawari servis lebih oleh pemijat. Tambahan pelayanan itu cukup menggiurkan. Mulai (maaf) ”hand job” bahkan sampai making love (ML). ”Untuk ’hand job’, tarifnya Rp 200 ribu. Kalau making love (ML) Rp 500 ribu,” kata terapis tersebut.

Jika deal, terapis segera menyiapkan segalanya, termasuk membawakan kondom. Setelah ML, pengunjung akan dimandikan dan membayar. Setelah semua selesai, pengunjung keluar dari panti pijat seolah tidak terjadi apa-apa.

Satu bulan lagi, tepatnya 19 Juni, Pemkot Surabaya akan menutup lokalisasi terbesar di Surabaya, yaitu Dolly dan Jarak. Berbagai persiapan sudah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News