Pantun Jenaka Ala Bamsoet Pencair Suasana Paripurna

Pantun Jenaka Ala Bamsoet Pencair Suasana Paripurna
Ketua DPR Bambang Soesatyo. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR Bambang Soesatyo dikenal piawai berkomunikasi. Mantan wartawan itu sering menggunakan pendekatan informal untuk mencari solusi bagi permasalahan yang dihadapi dewan.

Suasana rapat paripurna DPR pun terlihat tak kaku saat Bamsoet -panggilan akrab Bambang- memimpin. Saat memimpin rapat paripurna DPR untuk mengakhiri masa sidang III, Rabu (14/2), legislator Golkar itu menyampaikan pidato yang diselingi pantun.

Bamsoet mengawali pidatonya dengan pantun. “Sekadar mencairkan suasana dan melembutkan hati,” ujarnya sebelum membacakan pantun.

Selanjutnya, tiga bait pantun mengalir. “Di langit Senayan ada pelangi, warna warni indah sekali. Masa sidang berakhir hari ini, dapil menunggu pelaksanaan janji,” ujar Bamsoet.

Pantun kedua adalah sikut kiri sikut kanan, mencari celah tambahan program. ??Beta politisi dari Senayan, dapilku makmur hatiku tentram.

Sedangkan pantung ketiga sebagai pembuka pidato Bamsoet adalah kapal berputar menuju ke barat, ombak mengalun dibuai angin. Beta ke dapil menyapa rakyat, terpilih kembali siapa yang tak ingin.

Selanjutnya, Bamsoet mengajak para wakil rakyat tetap bersikap terbuka terhadap kritik, apalagi yang sifatnya membangun. Menurutnya, kritik merupakan vitamin bagi demokrasi.

“Karena sejatinya demokrasi adalah sebuah sistem politik untuk mengonversi berbagai perbedaan cara pandang menjadi sebuah keputusan bersama,” katanya.

Ketua DPR Bambang Soesatyo membacakan lima bait pantun saat menutup rapat paripurna DPR untuk mengakhiri masa sidang III. Pantun itu mencairkan suasana.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News