Para Capres Tak Bervisi Desentralisasi

Para Capres Tak Bervisi Desentralisasi
Para Capres Tak Bervisi Desentralisasi
Dijelaskan Siti Zuhro, visi dan misi capres, lanjutnya, dengan sendirinya akan menjadi Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) jika capres bersangkutan terpilih jadi presiden. "Kita bisa bayangkan, RPJM seperti apa yang akan tersusun jika presiden terpilih tidak merancang nasib desentralisasi dan otonomi demi kemajuan dan keutuhan bangsa dan negara ini ke depan."

Siti Zuhro mengurai masing-masing jargon tiga pasang capres. Mega-Prabowo misalnya mengusung 'Pro Rakyat', SBY-Boediono menekankan 'Lanjutkan' dan JK-Wiranto mengeksploitasi 'Lebih Cepat Lebih Baik'. "Dari ketiga jargon pasangan capres tersebut yang sulit untuk dicerna adalah 'Lanjutkan'. Rakyat dibiarkan terus bertanya-tanya tentang apa yang akan dilanjutkan," kata Siti Zuhro.

Untuk jargon politik JK-Wiranto yang mengusung 'Lebih Cepat Lebih Baik' dinilai Siti Zuhro sebagai jargon yang lebih mudah dicerna. "Lebih Cepat Lebih Baik, itu lebih realistis karena negara ini sedang sakit parah. Jadi perlu penanganan lebih cepat," kata Siti.

Sementara jargon Mega-Prabowo 'Pro Rakyat' sudah pasti dengan mudah dicerna oleh pemilih terutama yang berasal dari kader koalisi partainya terutama PDIP dan Gerindra, imbuh Siti.

JAKARTA - Pengamat Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro menilai belum satupun diantara tiga pasang calon presiden (capres)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News