Paranormal Mengaku Dokter Kandungan

Tangani 375 Pasien, Omzet Rp 5 Juta Per Minggu

Paranormal Mengaku Dokter Kandungan
Paranormal Mengaku Dokter Kandungan

Biasanya tulisan resep dokter sulit dibaca orang awam. Namun, resep bikinan Djuhari itu justru sangat jelas dibaca. Dalam resep tersebut, polisi mendapat bukti yang menguatkan pengakuan tersangka sebagai dokter. Sebab, tersangka menyebut dirinya dr Hari Prayogo SpOG. Padahal, nama aslinya Djuhari. "Mungkin biar keren, tiga huruf nama depannya dibuang," imbuhnya terkekeh.

Sejak berobat ke tersangka, perut korban membuncit layaknya hamil. Namun, kandungannya tidak kunjung lahir meski sudah berusia 19 bulan. Curiga, korban memeriksakan diri ke dokter dan diketahui bahwa benjolan di perutnya bukan karena mengandung. Melainkan berat badannya bertambah hingga 22 kilogram. Karena itu, dia merasa tertipu dan melaporkannya ke polisi.

Berdasar data buku resep yang disita polisi, ada 375 pasien khusus keluhan kandungan yang ditangani sejak pertengahan 2011 sampai sekarang. Menurut Roman, penghasilan tersangka per minggu berkisar Rp 3,5 juta-Rp 5 juta. "Itu sudah termasuk biaya operasi," katanya.

Djuhari membantah bahwa dirinya mengaku sebagai dokter ketika berpraktik. Menurut dia, kartu nama yang mencantumkan gelar dokter itu dibuat anaknya yang masih SD. Namun, ayah empat anak tersebut tidak berkomentar lagi saat diperlihatkan resep yang menyebutkan gelar dokter sekaligus spesialisasi di bidang kandungan.

Dia menceritakan, awalnya sekitar 1985 hingga 2011 dirinya hanya dikenal sebagai paranormal di lingkungan rumahnya. Dari waktu ke waktu, namanya semakin dikenal khusus menangani pasutri yang sulit mendapat momongan setelah banyak pasiennya yang berhasil. "Ada pasien yang berasal dari Malaysia, Kalimantan, dan Timor Timur," dalihnya.

Dalam berpraktik, Djuhari berperan sebagai dokter yang memeriksa pasien. Dia memijat bagian selangkangan dan pinggul pasien. Jika bagian perut keras, dia meyakini ada gangguan reproduksi. Termasuk jika hanya ada denyutan di salah satu sisi pinggul, ditengarai ada masalah. Setelah itu, dilanjutkan refleksi.

Dia juga melakukan operasi. Namun, pria yang bercita-cita sebagai dokter tersebut membantah melakukan operasi seperti halnya bedah. "Saya cuma membersihkan bibir vagina dengan kapas yang beralkohol. Kalau luka, saya kasih Betadine. Saya nggak berani bedah-bedah," tuturnya.

Hal itu dilakukan jika pasien menderita keputihan. Lendir di vagina dibersihkan. Dia juga menggunakan alat yang disebut cocor bebek saat membuka alat kewanitaan. Saat itulah dia memasukkan obat berbentuk kapsul ke dalam vagina. Obat tersebut diklaim herbal yang dijual di depot jamu dan sejumlah apotek.

SURABAYA - Djuhari Prajogo, 56, termasuk nekad. Meski hanya lulusan SMA di kawasan Jalan Ambengan, warga Jalan Pulo Wonokromo 295 B itu berani mengaku

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News