Pariaman dan Skandal Kemaritiman Paling Heboh Abad 16

Pariaman dan Skandal Kemaritiman Paling Heboh Abad 16
Sunset di laut Pariaman, Sumatera Barat, awal September 2016. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

Raja Tersinggung

Minggu, 13 April 1561. Siang itu, Henrique mencatat, seseorang yang disebut raja turun ke sungai dengan iring-iringan yang membawa tambur, sangkakala, terompet dan lonceng-lonceng kecil. 

"Ia juga membawa 80 sampan berisi tentara yang tampak sangat gagah dengan keris-keris…perisai dan lembing-lembing besi yang mengkilap."

Sebagai bentuk penghormatan, kapal portugis menyambut kedatangan rombongan tersebut dengan menembakkan meriam ke udara.

Kapten kapal pun mengutus Antonio Soares, pelayan kerajaan Portugis menghadap. Dia mempersembahkan kain merah tua sepanjang 4 hasta, 4 lembar kain beludru merah tua, berlembar-lembar kain satin dengan warna sama, selembar kain beludru hijau, beberapa cawan kristal dan sebuah cermin. 

"Hal itu adalah aturan umum yang berlaku di wilayah ini. Bahwa tak seorang pun boleh menghadap raja dengan tangan kosong," ungkap Henrique.

Air muka raja berseri-seri. "Raja ini adalah anak muda yang tampak sangat gagah. Ia mengenakan pakaian mewah dan membawa keris berhiaskan emas…ia adalah putera Raja Minangkabau."

Raja berbasa, sebenarnya ia tak pernah berharap menerima hadiah dari orang-orang yang kapalnya karam. Lalu sang raja menanyakan keberadaan kapten kapal. Ketika dijawab, kapten sedang makan, air muka raja berubah masam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News