Parlemen Norwegia Akui Kemajuan Pelaksanaan Perubahan Iklim

Parlemen Norwegia Akui Kemajuan Pelaksanaan Perubahan Iklim
Delegasi Parlemen Norwegia melihat langsung ke Hutan Desa Betang Pisisir Padang Tikar untuk meninjau 10 Hutan Desa yang telah memperoleh izin definitive Perhutanan Sosial dengan skema Hutan Desa. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Delegasi Norwegia memberi kesan sangat positif terhadap upaya dan kebijakan Pemerintah Indonesia dalam penanganan perubahan iklim, perhutanan sosial, penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) serta pengelolaan sawit berkelanjutan. Kesan positif juga diungkapkan delegasi Norwegia dengan keseriusan Pemerintah, masyarakat setempat, LSM, perusahaans wasta untuk memperbaiki sistem, meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat serta melakukan corrective actions.

Mantan Menteri Luar Negeri Norwegia, yang kini Anggota Parlemen, Barth Eide menyatakan, dalam banyak hal, apa yang terjadi di Indonesia adalah bahwa Pemerintah memimpin dan memobilisasi dukungan industri, komunitas, masyarakat sipil dan akademisi untuk menemukan solusi dan inovasi baru untuk menghadapi tantangan menyeimbangkan pertumbuhandan masalah lingkungan.

“Sebagai mitra Indonesia di bidang iklim dan hutan, kami bangga bekerja sama untuk mengatasi perubahan iklim dan mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” ujar Barth, yang juga Ketua delegasi, pada acara makan malam Bersama Gubernur Kalimantan Barat, Minggu (23/9).

Parlemen Norwegia Akui Kemajuan Pelaksanaan Perubahan Iklim

Selama dua hari, Sabtu-Minggu (22-23/9/2018), delegasi Parlemen Norwegia melihat langsung ke lapangan. Mereka ke Hutan Desa Betang Pisisir Padang Tikar untuk meninjau 10 Hutan Desa yang telah memperoleh izin definitive Perhutanan Sosial dengan skema Hutan Desa.

Di lokasi Hutan Desa seluas 76.370 hektare (Hutan Lindung 69,299 ha, Hutan Produksi Terbatas 1,985 ha dan Hutan Produksi Konversi 5,086 ha), rombongan melihat dan berdialog langsung dengan masyarakat pengelola Hutan Desaterkait praktik peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui optimalisasi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dan Jasa Lingkungan seperti budidaya kepiting mangrove, pengolahan arang dar ibatok kelapa dan perlebahan madu.

Dalam kunjungan ke Hutan Desa ini, Espen Barth Eide, memberikan apresiasi terkait pelaksanaan program Perhutanan Sosial.

“Kami di sini berkunjung untuk belajar tentang reformasi Indonesia yang cukup ambisius dan cara dalam mencapai pengelolaan hutan lestari dan mengurangi deforestasi. Bagi kami, kunjungan seperti ini penting bagi Komite karena dengan melihat dan mendengar langsung cerita reformasi dariP emerintah dan rakyat Indonesia, sehingga kami akan lebih mampu memahami konteks melindungi hutan,” katanya.

Delegasi Parlemen Norwegia menuju Hutan Desa Betang Pisisir Padang Tikar untuk meninjau 10 Hutan Desa yang telah memperoleh izin definitive Perhutanan Sosial.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News