Partai Kaipang

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Partai Kaipang
Pengemis. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

Sejauh itu hanya Sarekat Kere yang secara khusus mendeklarasikan diri sebagai partai khusus orang miskin, pengemis, dan gelandangan. 

Setelah masa kemerdekaan, dan kemudian di era partai bebas setelah reformasi puluhan partai politik bermunculan. Hampir semuanya mengeklaim sebagai partai yang memperjuangkan kepentingan wong cilik.

Partai-partai baru itu umumnya didirikan oleh orang-orang kaya dari kalangan taipan, konglomerat, dan oligark politik. 

Mereka tidak pernah merasakan secara langsung hidup sebagai kaipang atau gembel, tapi dalam pidato-pidatonya yang penuh retorika selalu mengklaim sebagai partai wong cilik.

Di antara puluhan partai yang berharap akan berkompetisi pada 2024 nanti, ada partai-partai pinggiran yang tidak punya modal dan hanya berbekal idealisme perjuangan saja. Partai Buruh pimpinan Said Iqbal bisa dimasukkan dalam kategori ini.

Ada juga partai yang mendapat kucuran dana dari taipan dalam jumlah besar sehingga mempunyai fasilitas dan biaya operasional yang lebih dari cukup untuk menjalankan operasionalisasi partai.

Ada juga partai yang tiba-tiba muncul dan sudah mengantongi izin dari pemerintah. 

Partai Mahasiswa mengagetkan banyak orang karena muncul dengan mengeklaim sebagai partai mahasiswa.

Anggota Partai Pengemis terdiri atas para fakir miskin yang menggantungkan hidupnya dari belas kasih orang lain.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News