Partisipasi Pendidikan Naik Tapi Jutaan Anak Indonesia Masih Putus Sekolah

Partisipasi Pendidikan Naik Tapi Jutaan Anak Indonesia Masih Putus Sekolah
Partisipasi Pendidikan Naik Tapi Jutaan Anak Indonesia Masih Putus Sekolah

Angka partisipasi pendidikan oleh anak usia sekolah di Indonesia disebut meningkat tiap tahunnya. Di sisi lain, total jumlah anak putus sekolah di 34 provinsi negara ini masih berada di kisaran 4,5 juta anak.

Dari data yang dimiliki Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), jumlah anak usia 7-12 tahun di Indonesia yang tidak bersekolah berada di angka 1.228.792 anak. Untuk karegori usia 13-15 tahun di 34 provinsi, jumlahnya 936.674 anak. Sementara usia 16-18 tahun, ada 2,420,866 anak yang tidak bersekolah.

Sehingga secara keseluruhan, jumlah anak Indonesia yang tidak bersekolah mencapai 4.586.332.

Di situs resminya, TNP2K mengungkap bahwa konsentrasi terbesar dari anak Indonesia yang tidak bersekolah atau putus sekolah berada di Provinsi Jawa Barat, dengan angka 958,599 anak. Disusul oleh provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, masing-masing di angka 677,642 dan 609,131 anak.

Menurut studi yang dilakukan Yayasan Sayangi Tunas Cilik (STC), ada berbagai alasan yang mendasari kondisi putus sekolah anak Indonesia. Dua penyebab terbesar adalah kemiskinan dan pernikahan dini.

"Saya ingin bisa sekolah lagi seperti saat masih di Timor Leste. Namun sekarang saya tidak bisa sekolah, keluarga saya membutuhkan saya untuk membantu mengerjakan berbagai pekerjaan rumah."

"Saya tidak memiliki akta kelahiran, begitupun adik saya. Kata ibu, ia tidak punya uang untuk mengurusnya," ungkap Jeorjina Vicenti (15) dari Atambua, Nusa Tenggara Timur, kepada perwakilan organisasi tersebut.

Ada pula cerita Gerson (13) dari provinsi yang sama.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News