Pasar Terapung Kalsel, Riwayat Dahulu dan Kini
Lokasi itu diyakini berdekatan dengan keraton Kesultanan Banjar pada masa itu.
Namun, seiring waktu berjalan, makin banyak pedagang berpindah ke sungai yang lebih besar. Pilihan mereka ialah Sungai Barito.
Para pedagang pada masa itu datang dari berbagai kampung dengan membawa hasil bumi dari tempat masing-masing. Ada sayur, ikan, buah-buahan, dan barang berharga lainnya.
Di pasar terapung itulah para pedagang bertemu dan bertransaksi.
Setelah itu, mereka menyusuri sungai-sungai kecil menggunakan jukung atau jongkong untuk menjual dagangan ke rumah-rumah warga di pinggiran kali.
Merujuk buku berjudul ‘Bandjarmasin‘ karya sejarawan Idwar Saleh, Mansyur menuturkan pada awal pasar terapung belum ada transaksi menggunakan uang.
"Pakai sistem barter atau istilah di sini bapanduk," tuturnya.
Barter berarti perdagangan dengan saling bertukar barang. Misalnya, satu kilogram beras ditukar dengan beberapa ekor ikan tangkapan di sungai.
Pasar Terapung merupakan salah satu ikon budaya serta pariwisata di Kalsel yang masih ada hingga saat ini. Begini riwayatnya dahulu dan kondisinya kini.
- Info Terkini Dugaan Malapraktik Kepala Bayi Terputus saat Persalinan
- SPBU Mini Tiba-Tiba Meledak, 3 Rumah Warga Ludes Terbakar
- Pembunuhan Berencana di Banjarmasin, Susana Dihabisi Adik Ipar Secara Sadis
- Polisi Bergerak Mengusut Kasus Kepala Bayi Putus saat Persalinan
- Lebaran 2024 Usai, ASN Terima THR Lagi, tetapi Tidak Semuanya
- Teror Buaya di Pantai Bikin Wisatawan Waswas