Pasca Gempa Popularitas Naoto Kan Naik

Pasca Gempa Popularitas Naoto Kan Naik
Pasca Gempa Popularitas Naoto Kan Naik
Kekecewaan masyarakat tersebut juga dicurahkan dalam bentuk demo. Kemarin (27/3) ratusan orang turun ke jalan untuk bergabung dengan aktifis anti nuklir. Mereka prihatin dengan krisi nuklir yang terjadi akibat meldaknya reaktor di PLTN Fukushima, pasca gempa bumi dan tsunami. Di ibu kota, sekitar 300 orang berjalan ke arah kantor pusat Tokyo Electric Power, perusahaan operator PLTN Fukushima Daiichi. "Kami tidak butuh PLTN," teriak para demonstran.

Massa dalam jumlah yang sama juga berdemonstrasi di pusat Kota Nagoya. Mereka berkumpul di luar kantor cabang perusahaan operator listrik daerah Chubu Electric Power. "Kami tak ingin ada Fukushima lainnya," teriak mereka.  "Saya ingin menentukan jalan hidup saya sendiri dan tidak ingin meninggalkan bahaya bagi generasi berikutnya," ujar seorang penduduk Nagoya, Shigeko Furumichi, 63, yang bergabung dengan demonstran.

Para pemerhati lingkungan telah lama memperingatkan adanya risiko akibat pembangunan PLTN Hamaoka, oleh Chubu Electric Power, di Prefektur Shizouka, 120 kilometer dari Nagoya. PLTN tersebut bediri di atas area gunung berapi dekat pertemuan dua lempeng yang berpotensi menjadi epistentrum gempa berskala besar. Jepang, yang menjadi rumah bagi 20 persen gempa bumi terdahsyat, 30 persen pasokan listriknya justru digerakkan oleh PLTN.

PLTN Fukushima yang sudah tua rusak akibat gempa 9,0 skala richter dan tsunami. Radiasi nuklirnya telah mengontaminasi bahan makanan dan air minum di sekitarnya. "(Pemerintah) Jepang selalu berbohong ketika mempromosikan keuntungan penggunaan PLTN," tandas seorang demonstran, Atsuchi Fujuki.  

TOKYO- Bencana gempa dan tsunami yang melanda Jepang, "menguntungkan" bagi pemerintah. Sebuah survei menunjukkan bahwa popularitas Perdana

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News