Pascateror Berdarah di Gereja, PM Prancis Tetapkan Status Keamanan Level Tertinggi

Pascateror Berdarah di Gereja, PM Prancis Tetapkan Status Keamanan Level Tertinggi
Polisi memadati Gereja Notre Dame di Nice, Prancis, setelah seorang pria berpisau membunuh dua orang dan melukai sejumlah lainnya, Kamis (29/10). Foto: Reuters

jpnn.com, PRANCIS - Usai peristiwa teror berdarah di gereja di Nice, Pemerintah Prancis langsung meningkatkan status peringatan keamanan ke level tertinggi.

Pemberlakuan status darurat itu diumumkan oleh Perdana Menteri Prancis Jean Castex pada Kamis.

Castex di hadapan Majelis Nasional Prancis mengatakan pemerintah akan memberi respons yang tegas.

Seorang perempuan dan dua lainnya tewas dalam peristiwa yang diduga dilakukan oleh seseorang pelaku teror di sebuah gereja di Nice, Prancis, Kamis.

Beberapa jam setelah serangan teror di Nice, polisi menembak mati seorang pria yang diduga mengancam pejalan kaki dengan pistol di Montfavet, di dekat Kota Avignon, Prancis.

Menurut stasiun radio Europe 1, dua pelaku menyerukan: "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar, red) saat melakukan aksi teror.

Dalam kesempatan terpisah, sejumlah media memberitakan seorang pria berkebangsaan Arab Saudi telah ditangkap oleh aparat di Kota Jeddah, Arab Saudi, setelah ia menyerang dan menyebabkan seorang penjaga di Kantor Konsulat Prancis, terluka.

Pascainsiden pemenggalan, Wali Kota Nice, Christian Estrosi lewat unggahannya di Twitter mengatakan serangan teror yang terjadi di Gereja Notre Dame itu serupa dengan serangan yang menyebabkan Samuel Paty, seorang guru asal Prancis, tewas pada bulan ini.

Pascateror berdarah di gereja Notre Dame, Nice, pemerintah Prancis langsung menetapkan status peringatan keamanan ke level tertinggi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News