Pasien Meninggal, Keluarga Mengamuk, Dokter Dianiaya

Pasien Meninggal, Keluarga Mengamuk, Dokter Dianiaya
Buntut dari penganiayaan terhadap seorang dokter, sempat terjadi ketegangan di IGD RSUD Abepura. Nampak salah satu pasien hendak dibawa mobil ambulans RSUD Abepura, untuk dipindahkan ke RS lain, Rabu (10/5) malam. Foto: Elfira/Cendrawasih Pos/JPNN.com

Usai pertemuan dengan direktur RS Abepura serta managemen, Aloysius menyebut bahwa apa pun yang terjadi tak ada alasan yang membenarkan pelayanan kemanusiaan dihentikan. Jangan sampai karena sikap mogok ini akhirnya menimbulkan korban baru.

"Tidak bisa seperti itu, soal rasa aman managemen harus memastikan dengan berkoordinasi ke pihak kepolisian, bukan justru menghentikan pelayanan dan saya lihat ini cukup mengganggu," kaya Giay kepada Cenderawasih Pos.

Ia meyakini dari insiden pukul Rabu malam pukul 20.30 WIT sudah ada pasien yang tidak mendapatkan pelayanan medis.

"Hitung saja sejak jam 9 malam kemarin sampai siang ini IGD sudah tutup. Pimpinan rumah sakit yang harusnya memberi jaminan soal ini dan tadi dalam pertemuan saya juga meminta untuk aktivitas jangan dihentikan," imbuhnya.

Selang beberapa menit seorang petugas medis menempelkan kertas dan menjelaskan soal tak adanya pelayanan di IGD lantaran insiden pemukulan yang dilakukan terhadap dokter, perawat, mahasiswa magang serta sopir ambulans.

Pegawai medis meminta adanya jaminan keamanan sebelum membuka pelayanan IGD. (ade/fia/tri)


Para tenaga medis sepakat untuk tidak melakukan aktivitas pelayanan di IGD RSU Abepura, Jayapura, Papua.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News