Paspor Vanuatu Milik Warga Suriah Dibatalkan Setelah Amerika Serikat Jatuhkan Sanksi Pada Bisnisnya

Biayanya sekitar AU$S150.000 untuk satu permohonan paspor, sementara untuk pasangan dan keluarga biayanya lebih mahal lagi.
Sebagian besar paspor, yang memungkinkan akses gratis ke negara Uni Eropa mana pun, dijual kepada orang-orang dari Tiongkok daratan.
Skema ini telah lama menjadi kontroversi, namun sorotan semakin meluas pada bulan Juli setelah laporan The investigasi diterbitkan.
Pekan lalu, pemerintah Vanuatu mengatakan kewarganegaraan Vanuatu dari seorang pengusaha Suriah yang disebutkan dalam laporan tersebut, Abdul Rhama Khiti, sudah dicabut.
Ketua Komisi Kewarganegaraan Vanuatu, Ronald Warsal, mengatakan kepada ABC bahwa Pemerintah Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi terhadap bisnis milik Abdul hanya beberapa minggu setelah dia mengajukan permohonannya.
"Setelah artikel itu terbit di The Guardian dan selama penyelidikan oleh Unit Intelijen Keuangan kami, paspornya diputuskan untuk dicabut dan uang yang telah dia bayarkan dinyatakan hangus," kata Ronald.
Dia mengatakan pemerintah sedang menyelidiki lebih banyak lagi kasus yang disebutkan dalam artikel The Guardian dan kasus lainnya yang tidak dilaporkan.
"Kami ingin memastikan bahwa orang yang datang ke Vanuatu, yang memperoleh kewarganegaraan Vanuatu, tidak dicari di luar negeri dan bukan buronan," jelasnya.
Sekitar 35 persen pendapatan Vanuatu kini berasal dari program kewarganegaraannya
- Sekjen PBB Tegaskan Serangan Israel Pelanggaran Terhadap Kedaulatan Suriah
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS