Pasukan Kadhafi Kuasai Kota Minyak

Pasukan Kadhafi Kuasai Kota Minyak
Pasukan Kadhafi Kuasai Kota Minyak
Sementara itu, negara-negara Barat mulai terbelah menanggapi reaksi Prancis atas deklarasi pemerintahan tandingan Kadhafi di Libya. Kemarin, dalam pertemuan Uni Eropa (UE) di Kota Brussels, Belgia, keputusan nekat pemerintahan Presiden Nicolas Sarkozy itu menuai protes. Perdana Menteri (PM) Luksemburg Jean-Claude Juncker menyayangkan deklarasi Sarkozy yang menurut dia terlalu emosional itu.

"Saya rasa, (para pemimpin) Eropa seharusnya menentukan sikap dalam pertemuan ini. Bukan sehari menjelang pertemuan," ujarnya menyindir Sarkozy. Meski didukung Inggris, Prancis menjadi negara Eropa pertama dan satu-satunya yang secara resmi sudah mengakui pemerintahan oposisi Libya. Sementara, pertemuan UE yang melibatkan para menhan negara-negara anggota NATO baru dimulai kemarin.

Prancis dan Inggris yang sepakat mengakui pemerintahan oposisi Libya--meski baru Prancis yang mendeklarasikan sikapnya--memang sudah selangkah lebih maju. Jika negara-negara UE lainnya baru mulai membahas sikap mereka, dua negara sekutu itu bahkan sudah mulai mengonsep resolusi untuk Libya yang akan diserahkan ke Dewan Keamanan (DK) PBB dalam waktu dekat.

Sayangnya, Jerman dan Italia yang tercatat sebagai anggota tetap DK PBB kurang setuju dengan konsep resolusi Inggris dan Prancis itu. Salah satu poin yang masih diperdebatkan adalah soal larangan terbang. "Kami tidak ingin terlalu jauh terseret dalam konflik di Afrika Utara. Kami lebih memilih perdamaian," kata Menlu Jerman Guido Westerwelle. (hep/ami)


TRIPOLI - Pengakuan Barat terhadap pemerintahan tandingan Muammar Kadhafi, tak membuat gentar pemimpin 68 tahun itu. Tapi, tokoh berjuluk Brotherly


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News