Pasukan Kadhafi Kuasai Kota Minyak
Sabtu, 12 Maret 2011 – 06:15 WIB

Pasukan Kadhafi Kuasai Kota Minyak
TRIPOLI - Pengakuan Barat terhadap pemerintahan tandingan Muammar Kadhafi, tak membuat gentar pemimpin 68 tahun itu. Tapi, tokoh berjuluk Brotherly Leader itu mengaku sedih dan kecewa dengan revolusi yang dilakukan rakyat terhadap rezimnya. Dia merasa rakyat Libya telah mengkhianatinya. Menurut Missouri, Kadhafi adalah sosok pemimpin yang sangat percaya pada mujizat. Bahkan, dalam suasana genting seperti ini pun, Kadhafi tetap mengharapkan datangnya keajaiban. "Mujizat memang ada. Tapi, tetap harus ada dialog untuk menyelesaikan krisis (Libya). Mereka yang berbicara soal dialog, harus membicarakan konsesi juga. Saya tak yakin Kadhafi mampu," lanjut pria 61 tahun tersebut.
"Dia tidak pernah membayangkan semua ini akan terjadi. Itulah yang membuat dia sedih. Sebab, selama ini, dia telah banyak berjuang demi rakyat Libya," kata Meftah Missouri, penerjemah bahasa Prancis Kadhafi, mengutip pernyataan pria yang telah empat dekade lebih menguasai Libya itu. Kemarin (11/3), dalam wawancara dengan Agence France-Presse, dia mengungkapkan kekecewaannya.
Sebagai orang dekat yang sudah 16 tahun terakhir menjadi penerjemah resmi Khadafi, Missouri bisa memaklumi kekecewaan bosnya. "Dia merasa dikhianati rakyat. Termasuk sepupunya sendiri, Ahmed Kadhaf al-Dam," kata mantan diplomat yang menyandang gelar doktor ilmu sejarah tersebut. Karena itu, Kadhafi ngotot bertahan pada posisinya.
Baca Juga:
TRIPOLI - Pengakuan Barat terhadap pemerintahan tandingan Muammar Kadhafi, tak membuat gentar pemimpin 68 tahun itu. Tapi, tokoh berjuluk Brotherly
BERITA TERKAIT
- Donald Trump Sebut Industri Film di AS Sekarat
- Trump Tegaskan Iran Tak Boleh Memiliki Nuklir untuk Alasan Apa pun, Pelucutan Total!
- 2 Kapal Wisata Terbalik di China, 3 Orang Tewas & 14 Hilang
- Berulah di Medsos, Donald Trump Pamer Fotonya Berpose ala Paus Vatikan
- Sekjen PBB Tegaskan Serangan Israel Pelanggaran Terhadap Kedaulatan Suriah
- Uni Eropa Mendesak Israel Segera Cabut Blokade & Buka Akses Bantuan ke Gaza